Chapter 2. Uchiha?

618 83 6
                                    

Happy reading...
.

.

.

.

"Ke mana kau akan membawaku?" tanya Sakura jengah.

Rasa panas yang ada di lehernya masih menyisakan pedih dan perih, tapi pria itu memaksa dirinya untuk ikut berjalan di dalam hutan antah berantah dengan tujuan yang Sakura tak tahu kemana.

Sakura sebenarnya tak ingin mengikuti ini, tapi rasa sakit di lehernya mengingatkan Sakura jika pria di depannya ini bukan sembarangan orang. Akatsuki memang kriminal berbahaya.

Jangan salah paham, meski Sakura ikut dengan Akatsuki yang satu ini, bukan berarti ia menyetujui rencana pria ini tentang 'menciptakan dunia yang lebih baik' itu.

Sementara pria itu berjalan beberapa langkah di depannya, menyibak semak yang berada di sepanjang jalur yang mereka lewati. Tak menjawab pertanyaan dari Sakura.

"Kau tuli?!" sindir Sakura ketika ia tak mendapatkan jawaban dari pria itu.

"Ke markas," jawab pria itu singkat. Tanpa menoleh sedikitpun pada Sakura ia berjalan di depan, sesekali jubahnya tersangkut pada semak.

"Apa? Markas? Maksudmu markas Akatsuki?" Sakura melebarkan matanya. Yang benar saja orang ini akan membawanya ke sarang para kriminal itu? Sakura menghentikan langkahnya. "Aku tidak mau!" sentak Sakura.

Obito ikut menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya untuk menghadap pada Sakura yang berdiri beberapa langkah darinya. "Kenapa? Kau tak mau bertemu anggota lain?" tanyanya.

Mendengar itu alis Sakura menukik tajam. "Kau masih bertanya?! Kenapa juga aku harus bertemu dengan mereka?!" kesal Sakura. "Bertemu satu Akatsuki saja sudah merepotkan apalagi bertemu semua anggota Akatsuki." Sakura bersedekap dan membuang wajahnya ke samping.

Oke, mungkin Sakura pernah mengalahkan Sasori yang juga merupakan anggota Akatsuki, tapi saat itu Sakura melakukannya dengan nenek chiyo dan juga dengan persiapan.

Tapi, kini ia tak punya informasi apapun, termasuk orang aneh bertopeng ini. Jika pria ini membawanya ke markas, mungkin ia akan mati dikeroyok oleh Akatsuki full member.

Dibalik topengnya sudut bibir Obito tertarik sedikit mendengar Omelan Sakura, setelah itu ia hanya memutar tubuhnya lalu melanjutkan perjalanan. "Ikut saja, mereka tak akan membunuhmu," kata Obito seolah-olah tahu apa kekhawatiran Sakura.

Karena kau adalah anggota baru.

Sakura berdecak, ia tak ingin percaya ucapan pria ini. Tapi apakah ia punya pilihan?

~

"Ahh, kita akan berjalan sampai kapan?"

Jalan hutan yang tadinya penuh dengan semak belukar kini berubah menjadi tanah basah dengan beberapa rumput tipis, Sakura juga sudah sering mengeluh karena jauhnya perjalanan yang mereka tempuh.

"Hei kau?!" Sakura memanggil pria bertopeng itu. Sejujurnya ia penasaran dengan anggota Akatsuki yang satu ini, karena ia tak pernah melihat anggota lain. Sepertinya ia baru. "Siapa namamu?" tanya Sakura penasaran.

Pria ini adalah Uchiha, tapi dia bukan Uchiha Itachi. Jadi, apakah ada Uchiha lain yang selamat ketika pembantaian?

Obito menghentikan langkahnya lalu menoleh sedikit, ia terdiam sejenak sebelum akhirnya membuka suara. "Namaku tidak penting," ujarnya.

Mendengar itu Sakura mendengus. "Kau seorang Uchiha, bukan?" ujar Sakura lagi. Mungkin pertanyaan yang konyol karena Sakura sudah melihat mata merah khas klan Uchiha itu.

"Hn."

Mendengar jawaban singkat dari Obito membuat Sakura berdecak kecil. Kenapa pria ini begitu misterius, tak mau menyebutkan nama, tak mau memperlihatkan wajahnya. Yah, Sakura pernah melihat meski sekilas tapi ia tak mengenali orang ini.

"Jika kau seorang Uchiha, kau pasti berasal dari Konoha," ujar Sakura menyimpulkan. "Kenapa kau ... Mengkhianati desa?" Pertanyaan itu lolos dari mulut Sakura.

Srat! Hal itu membuat pria itu menghentikan langkahnya.

"Kau terlalu banyak bicara." Pria itu mengucapkan kata-kata itu dengan nada rendah dan dingin membuat Sakura merinding untuk sesaat.

Sakura meneguk ludahnya lalu memutuskan untuk diam saja selama perjalanan.

"Kenapa kau tak membunuhku?" Tapi akhirnya satu pertanyaan lolos lagi dari mulut Sakura tanpa bisa ia cegah. Ia benar-benar penasaran. Maksudnya sejak awal mereka bertarung pria itu bahkan hanya menghindar, tak berniat membunuhnya barang satu kali pun.

"Karena ...." Pria itu menggantung kalimatnya seolah ia sedang memikirkan jawaban yang tepat. "Kau lebih berguna ketika kau hidup."

~~

Malam tiba dengan cepat sementara Sakura masih tak tahu kemana Akatsuki ini membawanya, mereka berjalan di bawah rintik hujan yang perlahan turun.

Suasana di hutan ini mulai dingin, Sakura melipat tangannya dan sedikit menggigil, pakaiannya yang minim membuat udara dan air menyapu kulitnya yang putih. "Hei, apakah tak sebaiknya istirahat dulu?" ucap Sakura giginya bergemeletuk kedinginan.

Orang di depannya ini benar-benar tak punya rasa kemanusiaan. Sakura mencibir dalam hati.

Obito menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Sakura. Matanya memperhatikan pergerakan Sakura, samar-samar ia bisa melihat tubuh gadis itu gemetar. Tubuh gadis itu setengah basah oleh hujan yang turun di sela-sela daun pohon hutan.

Obito terdiam sejenak. Ia tak terlalu merasa dingin karena ia memakai jubah Akatsuki.

Sedikit rasa aneh menghampiri hatinya ketika ia lihat wajah basah Sakura memucat.

"Kita cari penginapan," ucap Obito setelah itu ia memalingkan wajahnya ke depan lagi dan lanjut berjalan.

"Penginapan macam apa yang ada di hutan?" tanya Sakura heran, tapi gadis itu tetap mengikuti Obito.

~~

Ternyata benar ada penginapan yang tak jauh dari hutan ini, mereka berjalan sekitar 20 menit ke arah Utara dan menemukan sebuah permukiman kecil di dalam hutan.

Entah desa apa namanya, Sakura tak tahu, ia tak pernah ke sini sebelumnya dan baru mengetahui ada pemukiman kecil di ini. Mungkin karena letaknya di dalam hutan dan diapit oleh lembah, jadi tak banyak orang yabu tentang tempat ini.

Obito sedang memesan satu kamar pada pemilik penginapan sementara Sakura menunggu sambil memeluk dirinya sendiri. Ugh, Sakura benar-benar kedinginan saat ini. "Kenapa dia lama sekali, aku bisa mati kedinginan di sini," ucap Sakura dengan bibir bergetar

"Ayo."

Sakura menoleh dan menemukan pria itu berdiri di sampingnya sambil memperlihatkan sebuah kunci. Alis Sakura naik sebelah. "Kenapa hanya ada satu kunci?" tanya Sakura heran.

"Kita akan berbagi kamar," balasnya datar.

"Apa?!" Sakura jelas terkejut, sementara pria itu hanya diam saja. "Berdua?!" tanya Sakura lagi memastikan dan ia mendapatkan anggukan dari pria itu.

"Aku tidak mau!"

.
.

Bersambung....

DIFFERENT SIDE 21+ END ✓[Obito x Sakura, ObiSaku] [Akatsuki Sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang