Happy reading ....
.
.
.
.
Pagi datang dengan cepat, sepasang anak manusia tidur di bawah pohon dengan posisi saling berpelukan. Api unggun yang menerangi mereka semalaman kini telah berubah menjadi seonggok debu dan bara dingin. Cahaya samar dari ufuk timur menyinari mereka berdua, tapi entah kenapa mereka masih betah untuk tidur dan berbagi kehangatan satu sama lain.
Setidaknya sampai satu suara membangunkan mereka dengan nada membentak tak sabar.
"Hoi! Ini sudah pagi!"
Sakura perlahan membuka matanya, ia melirik ke depan ia sudah menemukan Deidara berdiri sambil bertolak pinggang, hidung lelaki itu kembang-kempis, giginya bergemeletuk, wajahnya jengkel luar biasa menatap pada mereka berdua.
"Deidara!" Sakura terperanjat segera duduk lalu melirik Tobi yang masih rebahan di sampingnya. "Tobi bangun!" kata Sakura sambil menggoyang-goyangkan tubuh Tobi, tapi tak ada respon yang berarti.
Tobi hanya menggaruk perutnya sambil mendengkur lebih keras dari balik topenhn oranye miliknya.
"Kauu ...." Deidara tampak semakin kesal melihat kelakuan Tobi, dengan cepat ia mengambil tanah liat dari tas di pinggangnya. "Jika kau tak bangun aku akan meledakkan mu!" ancamnya garang.
"Waaa!" Ajaib, Tobi langsung terbangun dan kelabakan. "Iya-iya! Tobi sudah bangun!" katanya. Bahkan ia langsung berdiri.
Kelakuan Tobi memang selalu aneh ketika ada Deidara, tapi Sakura tak ingin ambil pusing. Ia segera berdiri sembari mengambil jubah miliknya dari tanah dan memakainya lalu ia memandang Deidara yang masih meliriknya dengan tatapan penuh selidik.
"Apa?" tanya Sakura galak. Ia berdehem pelan setelah itu memalingkan wajahnya. Mendadak saja ia merasa malu ketika ingat apa yang mereka lakukan semalam. Deidara tak melihatnya 'kan?
Mendengar itu Deidara menyimpan kembali tanah liatnya lalu geleng-geleng kepala. "Aku tak tahu apa yang kau lihat dari dia," ujar Deidara pada Sakura, sedikit mengejek juga.
"Apa maksudmu?"
Tangan Deidara menunjuk Tobi yang masih berdiri seperti orang bodoh di samping Sakura, sementara tatapannya tetap terpaku pada Sakura. "Lihat! Dia adalah bocah bodoh!"
"Tobi tidak bodoh!" sangkal Tobi tak terima.
"Apa?" Ekspresi wajah Sakura berubah, ia menatap Deidara seolah berkata 'kau kenapa?'
Sakura rasa apa yang ia lihat dari Tobi bukanlah urusan Deidara, Deidara hanya tidak tahu sisi berbeda dari Tobi saja. Tobi itu tampan, memperlakukannya dengan baik, menjaga dan melindungi dirinya. Meski itu membuat Sakura berdebar.
Tunggu, berdebar? Ah, Sakura selalu berdebar ketika melihat Tobi dan entah sejak kapan Sakura mulai menyukai debaran itu.
Lagi-lagi pipinya terasa hangat.
"Kau sama saja!" Deidara menghardik Tobi. Kemudian Deidara mengusap keningnya. "Aku tak percaya aku harus menjadi rekan kalian, kalau tahu seperti ini lebih baik aku sendiri saja!" Deidara berbalik badan lalu berjalan menjauh dari mereka.
Sementara itu Tobi dan Sakura masih diam di tempat dan saling pandang, tapi sedetik kemudian mereka membuang pandangan mereka dengan gerakan salah tingkah.
"Ah, i-itu-"
"Apa yang kalian tunggu?! Cepat kita harus mencari Sanbi!" Deidara yang menyadari jika dua orang itu tak mengikutinya segera menghardik mereka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SIDE 21+ END ✓[Obito x Sakura, ObiSaku] [Akatsuki Sakura]
Fanfiction•Fanfiction by AiniRhee. •COMPLETED Dialah Uchiha Obito, orang yang menyembunyikan jati dirinya dibalik topeng oranye berbentuk spiral. Sejak ia menatap Sakura, Obito merasakan debaran aneh di dadanya, seperti kerinduan yang mendalam dan juga perasa...