Chapter 14. The Warm Back

511 73 19
                                    

Happy reading...
.

.

.

.

Bertambah larutnya malam, udara semakin dingin menusuk tulang. Hutan di sekitar mereka terasa sunyi, hanya diselingi suara gemerisik dedaunan yang tertiup angin. Setelah mengobati lukanya di sungai, Sakura kembali berjalan bersama Obito. Seperti biasa, Sakura hanya mengikuti dari belakang, terpisah oleh beberapa langkah.

Mata hijau Sakura memperhatikan punggung Tobi, punggung pria itu tampak kokoh meski hanya berbalut dalaman hitam berlengan panjang ketat yang mencetak sempurna tubuh atasnya, bagian lehernya juga tinggi sampai menutupi leher pria itu, menonjolkan otot-otot punggung dan bahunya yang tegas. Sakura mengigit bibir kemudian mengeratkan jubah hitam yang memayungi tubuhnya.

Jubah milik Tobi.

Yah, Tobi baru saja memberikan jubah miliknya untuk dipakai Sakura dan sekali lagi Sakura katakan, pria itu baik padanya. Tak membiarkan dirinya telanjang dan kedinginan dalam hutan ini.

Samar-samar Sakura bisa mencium aroma khas milik pria itu dari jubah yang ia pakai, bukan aroma pewangi ataupun aroma busuk tapi aroma maskulin alami seorang pria dewasa. Membuat perasaan Sakura menjadi bergetar aneh.

Namun Sakura segera mengayahkan perasaan itu dan memilih bertanya-tanya dalam hati tentang berapa usia pria ini.

"Apakah dia seusia Kakashi Sensei?" batin Sakura sambil menatap pundak Obito. "Dia juga punya tubuh yang tinggi, mungkin lebih tinggi dari Kakashi Sensei." Sakura menambahkan.

Yah, Tobi juga punya tubuh tinggi dan kuat. Sakura masih ingat ketika pria itu menahannya dengan satu tangan waktu ia hampir jatuh dari batu karang, saat itu Sakura merasa tergantung di udara.

"Yah, dia orang kuat dan seorang Uchiha." Puas berkutat dengan pikirannya sendiri Sakura perlahan menguap, ia merasa mengantuk dan juga lelah sekarang.

"Hoam!" Pusing juga mendera kepalanya membuat kelopak matanya terasa berat. Tanpa sadar Sakura berjalan terhuyung-huyung ke depan sebelum akhirnya ia merasa kakinya tersandung oleh sesuatu.

"Srak!"

'Dug'

"Aduh!"

Sakura menyentuh hidungnya yang baru saja membentur sesuatu yang keras, ia membuka matanya lebar-lebar dan baru menyadari jika yang ia tabrak barusan adalah punggung Tobi. Dan kini pria itu berhenti sambil menoleh padanya.

Sakura meneguk ludahnya. Astaga, apakah ia marah? Batin Sakura.

"M-maaf, aku hanya sedikit pusing," kata Sakura cepat. Ia menyentuh kepalanya yang memang agak sedikit pusing.

Obito yang melihat Sakura, tak ada kemarahan di matanya, ia malah menyadari jika gadis itu tak berbohong. Jika dipikir-pikir seharian tadi Sakura tak makan, gadis itu juga kelihatan kehabisan chakra dan tenaga, oh Sakura juga kehilangan darah oleh lukanya tadi.

Pantas saja Sakura akan merasa pusing dan lelah, gadis itu melewatkan makan, mencoba bertarung dengannya sampai kelelahan, lalu berlari dengan melintasi lautan dan juga hutan, setelah itu ia harus terluka juga.

Obito menghela nafas, jika Sakura memaksakan diri berjalan bersamanya tak mustahil gadis itu akan kehilangan kesadaran nanti. "Kau lelah?" tanyanya.

Dengan ragu-ragu Sakura mengangguk. Ya ia lelah, sangat.

"Naiklah."

"Heh?"

Obito berdecak lalu berjongkok di hadapan Sakura. "Cepatlah!" desaknya.

DIFFERENT SIDE 21+ END ✓[Obito x Sakura, ObiSaku] [Akatsuki Sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang