Happy reading ....
.
.
.
.
..
.
"Sakura, tunggu!"
Sakura berjalan cepat-cepat di jalanan tanah desa ini, seolah-olah ingin memberi jarak dengan pria yang mengejarnya di belakang. Cahaya matahari siang begitu terik tapi ia seperti tak masalah berjalan di bawahnya. Bibirnya membentuk garis tipis, wajahnya tampak seperti menyimpan banyak beban pikiran.
'Tap'
Obito berhasil meraih tangan Sakura hingga gadis yang tengah hamil anaknya itu menghentikan langkah dan menoleh padanya dengan raut wajah kesal. "Lepaskan!"
"Sakura, kenapa kau seperti ini?" tanya Obito gusar.
Ketika Sakura mengetahui dirinya hamil, gadis itu tampak tak senang. Sakura langsung pergi dari tempat itu begitu saja tentu saja itu membuat Obito kelabakan dan segera mengejarnya. Apalagi kondisi Sakura yang masih pucat dan lemah.
"Apakah kau tidak senang karena kau hamil?" Tangan Obito beralih memegang kedua bahu Sakura, matanya menyorot pada emerald Sakura. "Katakan, katakan padaku. Apakah kau membenci bayi ini?" sambung Obito dengan frustasi kala tak mendapat jawaban dari Sakura.
Tetap tak ada jawaban, Sakura masih diam.
Obito menarik nafas berat. "Aku minta maaf, tapi ... Kumohon jangan berpikir untuk menggugurkannya, ya? Tolong pertahankan bayi ini." Nada suara Obito terdengar memohon.
Mendengar itu alis Sakura naik. "Aku tak bilang jika aku ingin menggugurkannya!" sentak Sakura kesal dengan sikap sok tahu Obito. Kenapa pria itu bisa berpikiran seperti itu, padahal ia belum bilang apapun.
"Lalu kenapa kau tampak marah? Sakura, tenang saja aku akan bertanggung jawab padamu dan janin itu. Aku akan melindungi kalian," kata Obito dengan sungguh-sungguh.
Mendengar itu Sakura mengusap kepalanya gusar. "Bertanggung jawab?" Suaranya hampir seperti bisikan, rendah, nyaris putus asa, namun juga penuh amarah.
Ia memandang Obito dengan kening berkerut. "Bagaimana cara kau bertanggung jawab untuk kami?!" suara Sakura naik, tapi sedetik kemudian ia menghela nafas lalu memijat pelipisnya.
"Kau adalah anggota Akatsuki," ujarnya dengan nada bergetar. "Akatsuki punya banyak musuh! Kau bisa banyangkan aku dalam kondisi hamil seperti ini diburu kemanapun aku pergi? Kau bisa banyangkan anak ini tumbuh di lingkungan seperti itu? Aku ... Aku tidak bisa!" Suara Sakura melemah di akhir kalimat.
Obito menelan ludah, tubuhnya kaku mendengar ucapan Sakura.
Mendadak Sakura merasakan matanya memanas. "Aku ingin anakku tumbuh normal! Aku tak ingin anakku tumbuh tanpa memiliki rumah," kata Sakura sedih.
Sakura tak bisa membayangkan ia dan anaknya nanti harus berpindah-pindah tempat tinggal karena ayahnya adalah seorang kriminal. "Aku tak bisa membiarkan anak ini hidup dalam ancaman, dalam pelarian seperti ini terus." Sakura menunduk, air matanya jatuh tanpa mampu ia tahan lagi
Air mata Sakura turun semakin deras, entah karena ia hamil, tapi kali ini ia merasa lebih cengeng dari biasanya.
Sakura tak membenci anak ini, hanya saja Sakura risau dengan kehidupannya di masa depan. Hidup seperti ini sangat sulit, kapan saja musuh selalu datang untuk mengintainya. Jika ia berdua saja dengan Obito mungkin mereka bisa mengatasinya, namun setelah tahu dirinya hamil dan akan ada seorang anak yang hadis di antara mereka, Sakura tak bisa berpikir seperti itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SIDE 21+ END ✓[Obito x Sakura, ObiSaku] [Akatsuki Sakura]
Fanfiction•Fanfiction by AiniRhee. •COMPLETED Dialah Uchiha Obito, orang yang menyembunyikan jati dirinya dibalik topeng oranye berbentuk spiral. Sejak ia menatap Sakura, Obito merasakan debaran aneh di dadanya, seperti kerinduan yang mendalam dan juga perasa...