Chapter 3. Rain and Room

672 92 24
                                    

Happy reading...

.

.

.

.

.

.

Satu kamar bersama anggota Akatsuki adalah hal yang tak pernah Sakura pikirkan sebelumnya namun kini ia harus melakukannya. Sakura menolak, tapi pria itu tak mengindahkannya dan sampai sekarang Sakura tak mengerti kenapa dirinya yang harus dibawa oleh dia.

Hujan masih deras, udara semakin dingin dan malam semakin larut. Sakura duduk di sudut ruangan ini dengan ekpresi dongkol, matanya melirik tajam pada pria bertopeng duduk di tengah ruangan membelakangi dirinya. Entah apa yang ia lakukan, Sakura tak berminat mencari tahu saat ini.

Kemudian mata hijau Sakura memindai isi ruangan ini, tak banyak hal yang bisa ia tangkap dari ruangan berukuran 2x2 meter ini, selain sebuah futon yang tergulung di sudut dan rak yang menempel di dinding. Ah, ada satu lampu minyak juga sebagai penerangan di sini.

Secara keseluruhan kamar ini benar-benar sempit untuk ukuran dua orang.

"Apa yang kau lakukan? Apakah kau tidak berganti pakaian?" Mendadak pria itu memutar kepalanya untuk menatap Sakura.

"Apa?"

Obito menatap tubuh Sakura dari atas hingga bawah, meski ia memakai topeng Sakura bisa tahu hanya dari gerakan kepala pria itu dan jujur saja ditatap seperti itu membuat Sakura tak nyaman.

"Jangan kurang ajar!" Sakura memperingati sambil menutupi dadanya dengan tangan.

Sikap defensif ketika merasa ada orang yang melecehkan dirinya.

Melihat tingkah Sakura, Obito hanya geleng-geleng kepala. "Aku tak berminat," ucapnya dengan nada datar, namun entah kenapa di telinga Sakura terkesan mengejek.

"Cih," gadis itu hanya mendecih.

"Kau basah," kata pria itu singkat, kemudian ia berdiri dan berjalan menuju sudut ruangan. Ia mengambil sebuah kimono tidur yang ada di sebuah rak kecil lalu melemparkannya pada Sakura, tepat mengenai kepala Sakura.

"Hei!" protes Sakura, tapi akhirnya ia menatap pakaian itu juga, pakaian kering yang tampaknya lebih nyaman dari pada baju basah yang sekarang ia kenakan.

"Pakailah, jika kau sakit kau akan jadi beban."

Setelah mengatakan itu Obito memutar tubuhnya membelakangi Sakura, secara perlahan tangannya bergerak lincah membuka jubah yang sejak tadi memayungi tubuhnya dari hujan. Sakura yang melihat itu segera membuang pandang, tapi entah kenapa tanpa bisa ia kendalikan ia mengintip dengan sudut matanya.

Menatap punggung lebar itu.

Sakura meneguk ludahnya kala jubah awan merah itu terlepas sempurna dari tubuh pria bertopeng itu, memamerkan punggung lebar yang terlapisi dalaman ketat panjang, lakukan otot-ototnya tercetak jelas dari pakaian tipis itu. Sementara itu untuk bawahan ia memakai celana hitam panjang yang tampak lebih longgar dari atasannya.

Sial, dia punya tubuh yang bagus. Sakura membatin.

"Kau tak berganti pakaian juga?"

Secara mendadak pria itu berbalik badan, membuat Sakura terperanjat kaget dan kelabakan. Akan sangat memalukan jika ia ketahuan memandangi dan-sedikit-mengagumi bentuk tubuhnya.

Dasar hormon remaja. Sakura mengumpat ketika merasakan gelenyar aneh di dadanya.

"Y-ya, tentu saja." Sakura meremas kimono itu dengan tangan gemetar. Sakura berdehem sejenak lalu memandang pria bertopeng itu. "K-kau keluarlah, aku akan berganti pakaian."

DIFFERENT SIDE 21+ END ✓[Obito x Sakura, ObiSaku] [Akatsuki Sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang