BAB 20

3.6K 129 2
                                    

Keheningan yang mengisi perjalanan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan yang mengisi perjalanan mereka. Chris setuju mengantarkan Ruby pulang, dan Ruby membatalkan ojek online yang tadi dia pesan. Karena merasa tidak enak dengan ojeknya, Ruby tetap membayar ongkos sesuai dengan yang tertera di aplikasi.

Ruby melirik Chris yang fokus menyetir, laki-laki itu tidak membuka suaranya bahkan saat mereka sedang berdua di dalam mobil. Tahu begini, lebih baik Ruby pulang sendiri. Ruby menghela napas pelan, menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi. Dia menarik matanya untuk menatap jalanan yang terlihat sepi dari hari biasanya.

Ruby mendesah, mulai merasa bosan dengan keheningan yang tercipta di antara mereka. Ruby menarik matanya untuk menatap Chris, berniat membuka suara, tapi kembali dia urungkan niatnya itu. Ruby kembali mengalihkan pandangan ke arah lain.

“Katakan saja, Ruby” Ruby menatap Chris dengan alis bertaut, sementara Chris, laki-laki itu menoleh sekilas, setelahnya kembali menatap jalanan. “Katakan apa pun yang ingin kau katakan. Kau merindukanku, hmm?”

Ruby mendengus. “Kau sengaja menjauhiku?”

Chris terkekeh, sedikit melirik Ruby. “Bisa di bilang begitu. Kau terpaksa menjadi kekasihku, dan kau begitu ingin membuatku menjauhimu. Jadi, aku mengabulkan keinginanmu, Ruby”

Ruby tertawa sinis, di saat Chris mengabulkan keinginannya, dirinya malah menginginkan Chris selalu menemuinya. Keinginan Ruby memang sulit di mengerti. “Aku malah menunggumu, bahkan aku sengaja datang pagi-pagi lewat gedung utama, berharap berpapasan padamu”

Chris menarik bibirnya membentuk senyuman, menoleh kepada Ruby. “Sudah aku duga, kau pasti akan merindukanku”

Sebenarnya, Chris tidak sepercaya diri ini sebelumnya. Dia begitu pesimis saat Ruby tidak mencarinya, tidak mengirimkan pesan padanya. Bahkan saat di lift tadi, Ruby terlihat tidak tertarik dengan apa yang dia bicarakan dengan Davin. Chris sempat berpikir jika Ruby benar-benar tidak menginginkan kehadirannya.

“Aku hanya merasa aneh saja, bukan berarti aku merindukanmu” elak Ruby. Perempuan itu masih belum mau mengakui kenyataan jika dia merindukan Chris. Segala perlakuan Chris yang begitu penuh perhatian, dia merindukannya.

“Wah, padahal aku berharap kau merindukanku. Sepertinya tidak sesuai harapanku” Chris memasang wajah kecewa, tapi di dalam hati dia tersenyum senang. Meskipun Ruby tidak mau mengakui, dia tahu jika perempuan itu merindukannya, walaupun hanya sedikit.

“Untuk apa kau berharap aku merindukanmu? Kau saja masih bisa tidur dengan perempuan lain” sindir Ruby.

Chris terkekeh. “Kau cemburu, Ruby?” tanyanya, menoleh kepada Ruby.

“Buat apa aku cemburu”

Chris terkekeh lagi. “Tentu saja kau harus cemburu. Kekasihmu tidur dengan perempuan lain, masa kau diam saja”

Ruby menatap Chris. Kekasih kata laki-laki itu? “Apa ada orang yang meminta seseorang menjadi kekasihnya, tapi masih tidur dengan perempuan lain?”

Chris tergelak mendengar sindiran Ruby. Sudah di pastikan Ruby cemburu buta. Caranya yang di katakan Davin tidak ampuh, ternyata berefek kepada Ruby. “Aku tidak pernah tidur dengan perempuan lain semenjak memintamu menjadi kekasihku”

Oh, My Boss!! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang