BAB 40

1.5K 81 14
                                    

Dentuman musik yang begitu kencang terlalu sering di dengar Davin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dentuman musik yang begitu kencang terlalu sering di dengar Davin. Dia memang sering berkunjung ke kelab, tapi tidak sesering seperti sekarang ini. Tiap harinya, Davin selalu datang ke kelab untuk menjemput laki-laki yang sedang mabuk-mabukan itu. Mata Davin menatap ke arah Chris yang sedang meminum-minumannya dengan Irfan yang terus menjauhkan botol wine dari Chris.

Semenjak Ruby memutuskan hubungan dengan Chris, dan memilih meninggalkan laki-laki itu. Chris kehilangan arah, dia tidak lagi bisa mengontrol dirinya, laki-laki itu menghabiskan waktunya dengan mabuk-mabukan, dan tidak pernah datang ke kantor lagi. Di pikiran Chris hanya ada minuman beralkohol, dan berharap bisa melupakan masalahnya.

Davin berjalan mendekati tempat duduk Chris dan Irfan. “Dia mabuk lagi?” tanyanya sesampainya di sana.

Irfan sedikit mengangkat kepalanya untuk menatap Davin. “Menurutmu?” Irfan kembali menjauhkan tangannya dari Chris yang ingin menggapai botol wine. “Kau sudah mabuk, bangsat!” Irfan mendorong kepala Chris yang masih saja mendekatinya, membuat laki-laki itu terjatuh ke sofa.

Chris tertawa dengan mata yang terpejam. “Kau bajingan!”

Davin mendudukkan bokongnya di sofa yang ada di seberang Chris, di sebelah Irfan. Dia melirik Chris yang sudah mabuk berat. “Kau memang bajingan, Chris. Pantas Ruby meninggalkanmu.”

Irfan menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, cukup melelahkan harus menjaga Chris yang setiap harinya datang ke kelabnya untuk mabuk-mabukan. Iya, setiap hari berturut-turut Chris selalu datang ke kelab ini, dan Irfan harus bertugas menjaganya selagi Davin mengurus pekerjaan di kantor Chris.

Setiap pulang kerja, Davin akan menjemput Chris ke kelab milik Irfan, dan mengantarkan laki-laki itu pulang. Kemudian, saat Chris terbangun di pagi harinya, dia akan kembali ke kelab, menjadi pelanggan pertama di sana. Begitu seterusnya, setiap harinya dalam waktu dua minggu ini. Chris meninggalkan pekerjaannya, dan terpaksa Davin yang mengurus semuanya agar segala urusan di kantor Chris tetap aman.

“Jika begitu mencintainya, kenapa tidak menikahinya saja,” gerutu Irfan. Laki-laki itu menuangkan wine ke gelas, dan memberikan gelas itu kepada Davin.

Davin menerima segelas wine dari Irfan, meminumnya sedikit. Dirinya tidak boleh mabuk karena harus menjaga Chris. “Karena dia takut untuk menikah.”

Keduanya tengah membicarakan Chris, laki-laki yang sudah pingsan akibat pengaruh alkohol. Chris tidak berhenti minum dari pagi, dia hanya berhenti ketika sudah mabuk berat, dan tertidur. Setelah terbangun, Chris akan lanjut minum lagi. Kegiatan berulang itu dia lakukan sampai malam harinya, di mana Davin akan mengurus Chris setelahnya.

Oh, My Boss!! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang