“Kau tidak perlu mengantarkanku sampai di atas” ucap Ruby, menatap Chris yang berada di sebelahnya. Mereka sudah berada di lift apartemen di mana Ruby dan kedua temannya tinggal. Ruby sudah menolak di antarkan sampai depan apartemen, tapi laki-laki itu terus memaksa.
Chris tersenyum, menoleh kepada Ruby. “Aku ingin tahu di mana kau tinggal. Ternyata kau tinggal di apartemen”
“Bukan apartemen milikku, aku hanya menumpang di tempat temanku”
Chris mengangguk-angguk. “Akan lebih hemat biaya sewa jika tinggal bersama teman”
“Aku tidak ikut bayar sewa” Ruby menatap Chris serius. “Aku hanya menumpang, dan menjadi beban bagi temanku, bahkan makanku saja mereka yang menanggungnya”
Chris terdiam beberapa saat, kemudian dia kembali mengangguk-angguk. “Temanmu adalah teman yang baik”
“Aku sebatang kara, Chris. Aku tidak punya keluarga, hidupku melarat, dan sangat miskin. Kau masih mau denganku?” tanya Ruby. Perempuan itu sengaja memberitahu Chris, berharap laki-laki itu berubah pikiran, dan tidak ingin menjalin hubungan dengannya.
“Kau mau aku membelikanmu apartemen?”
Ruby mengerjap-ngerjapkan matanya. Apa tadi? Chris ingin membelikannya apartemen? Harusnya tidak seperti ini, laki-laki itu harusnya memilih mundur bukan? “Aku bisa menghabiskan seluruh hartamu”
Chris mengangkat bahunya. “Sampai mana kau menghabiskannya? Sampai aku jatuh miskin? Tidak masalah”
Ruby terdiam, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Laki-laki itu terlalu memiliki banyak uang sampai dia tidak takut jika perempuan mendekatinya hanya untuk menghabiskan hartanya. Ruby kehabisan akal untuk memikirkan cara agar Chris mundur, dan tidak berniat menjadi pacarnya lagi. “Aku orangnya sangat kotor”
Chris terkekeh, dia meneliti penampilan Ruby. “Aku sudah melihat dirimu luar dalam, Ruby. Kau tidak kotor di mataku, kau bersih. Jangan mencari alasan lagi, aku tahu kau berniat membuatku menjauhimu. Tidak akan bisa, Ruby. Aku tidak akan berubah pikiran, dan aku harap kau juga begitu. Kau kekasihku sekarang”
“Kau mau aku kenalkan dengan temanku? Dia sangat cantik, dia juga berasal dari orang kaya”
Chris mengecup bibir Ruby, menghentikan ucapan demi ucapan yang Ruby keluarkan hanya demi memukul mundur dirinya. Chris tersenyum kala Ruby terdiam setelah di cium. “Aku mau dirimu, bukan temanmu. Apa temanmu begitu cantik sampai kau menawarkannya kepada Davin? Bahkan kau juga menawarkannya padaku sekarang”
Ruby memalingkan mukanya, 1001 alasan yang dia berikan, tidak ada satu pun yang membuat Chris berubah pikiran. Ruby jadi kehabisan akal, kira-kira apa lagi yang akan membuat laki-laki itu tidak menginginkannya. “Aku terkena HIV”
Kali ini bukan hanya terkekeh, Chris tergelak mendengar ucapan Ruby. “Aku yang menularkannya padamu?” tanyanya, mengangkat alisnya sebelah.
Sial, Ruby lupa jika Chris laki-laki pertamanya. Ruby mendengus kasar, merutuki kebodohannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Boss!! (Tamat)
Romance(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!) WARNING!! (21+) Tak kunjung mendapatkan pekerjaan, Ruby menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk mengajak tidur laki-laki acak yang berada di bar di mana mereka sedang minum...