BAB 6

5.2K 162 8
                                    

Genre : Dark-romance (21+)2505 kata******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genre : Dark-romance (21+)
2505 kata
******

Dugaan Ruby tidak pernah meleset, niat membantu Melly hanya demi menarik perhatian Daffa. Saat Daffa sedang mengurus pengiriman barang, Melly memberikan semua tugas yang tadi kepada Ruby. Perempuan itu menyerahkan telepon kepada Ruby untuk menelepon pabrik sendiri, alasannya dia sudah memberikan contoh di awal.

Ruby yang tidak mau mencari masalah memilih untuk mengerjakannya saja, lagi pula memang dia yang di suruh oleh Daffa dari awal. Meskipun sedikit gugup menelepon ke pabrik, tapi Ruby bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik, mengajukan permintaan tambahan stok barang yang stoknya tinggal sedikit.

“Kenapa kita berkumpul di sini?” tanya Ruby, sedikit berbisik kepada Daffa yang berdiri di sampingnya. Ruby merasa bingung dengan keadaan di mana mereka semua berdiri, seakan sedang menyambut seseorang. Bahkan Pak Burhan ikut berdiri bersama mereka.

Sehabis mereka makan siang, Pak Burhan menyuruh semua pegawai gudang untuk berkumpul di ruangan kerja lantai 2, dan Ruby tidak tahu untuk apa mereka di sini. Ada beberapa pekerjaan yang harus mereka lakukan di gudang, tapi mereka harus meninggalkannya demi memenuhi perintah Pak Burhan.

“CEO ingin menyapa pegawai gudang” jawab Daffa, mendekatkan tubuhnya ke Ruby agar memudahkannya berbisik.

Dahi Ruby berkerut heran. Mereka harus meninggalkan pekerjaan hanya karena CEO yang ingin menyapa mereka. Untuk apa?

Apakah tidak ada hal penting lain yang ingin dilakukan oleh CEO mereka?

Kegiatan menyapa seperti ini tidak terlalu penting, apalagi di jam kerja. Apa CEO sedang kekurangan pekerjaan sampai harus menyapa mereka?


“Apa CEO sering menyapa pegawai gudang?” tanya Ruby lagi, rasa penasarannya masih belum terpuaskan.

Daffa menggeleng. “Tidak. Ini pertama kalinya. Kami tidak pernah berhubungan dengan CEO langsung. Pak Burhan pun jarang bertemu dengannya”

Daffa pun merasa aneh dengan pemberitahuan dadakan ini, karena selama empat tahun dia bekerja di bagian gudang MFood, belum pernah sekalipun berhubungan langsung dengan CEO. Jangankan berhubungan langsung, bertemu dengan CEO saja di kantor dia tidak pernah karena memang dirinya selalu berada di gudang, tempat di mana sangat mustahil di kunjungi oleh CEO.

Ruangan mendadak hening saat derap langkah kaki dari luar terdengar mendekat. Bersamaan dengan itu, pintu ruangan di buka oleh Davin. Saat melihat kehadiran Davin, Ruby mengira jika laki-laki itu adalah CEO yang di maksud. Ruby sedikit memicingkan matanya untuk menatap Davin, dia seakan pernah melihat wajah laki-laki itu, tapi di mana?

Davin sedikit menggeser tubuhnya, memberikan ruang bagi Chris untuk masuk ke dalam. Mata Ruby sukses membulat saat melihat orang yang berjalan masuk dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana. Ruby langsung menundukkan kepalanya saat Chris hendak menatap ke arahnya. Ruby merutuki dirinya berulang kali, sepertinya riwayatnya akan tamat hari ini.

“Selamat datang, Pak Chris” sapa Pak Burhan, menyambut kedatangan Chris dengan wajah sumringahnya. “Suatu kehormatan Bapak datang menyapa pegawai yang bekerja di gudang”

“Saya hanya ingin mengenal pegawai Saya” jawab Chris, tapi matanya mengedar melihat ke belakang Pak Burhan, di mana semua pegawai gudang berdiri.

Oh, My Boss!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang