BAB 27

2.4K 147 11
                                    

Gak mencapai target vote lagi, hmm🥲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak mencapai target vote lagi, hmm🥲

Apa aku stop aja, ya, update-nya di wattpad

Jujur ya, aku lagi pertimbangin cerita ini buat terbit di google play book dan berbayar

Tapi, karena aku mau kalian bisa baca cerita ini di wattpad, jadinya mau aku tamatin di sini dulu

Tapi, kalau kalian kayak gini terus, gak pernah tekan vote, aku juga jadi males

Padahal yang baca lumayan banyak loh

Aku juga gak pernah pindah ke aplikasi lain yang berbayar buat adegan adult-nya

Kurang baik aku, ya?

Apa gak aku lanjut aja di sini?
Terus aku pindah ke aplikasi berbayar aja?

Tolong dong menurut kalian gimana, nih?

Hargai aku, ya
Aku gak minta yang aneh-aneh kok
Cuma tekan vote aja
Kalau mau komentar juga aku terimakasih banget

Aku senang loh kalau kalian komentar
Aku baca soalnya semua komentar kalian

Maaf kalau aku malah ngeluh begini
I'm so sorry

Target Vote 100
Kalau gak sampai target aku ngambek, serius

*****



Kepala pusing, dan perut yang mual menyambut Chris saat laki-laki itu terbangun dari tidurnya. Chris menarik tubuhnya untuk duduk di kasur, tangannya bergerak memegangi kepalanya yang terasa pusing. Entah berapa botol yang dia minum semalam sampai bangun dengan kondisi seperti ini.

Chris mengedarkan pandangannya, menyadari jika dia sudah ada di kamarnya. Tidak merasa aneh lagi. Setiap dirinya mabuk, pasti temannya ada yang mengurusnya. Jika tidak Irfan, ya, Davin yang akan mengantarkannya pulang ke rumah. Dia akan tetap aman meskipun kehilangan kesadaran, Chris memiliki teman yang sangat peduli padanya.

Chris berdecak sebal, menarik dasi yang masih melingkar di lehernya. Setidaknya, orang yang mengurusnya itu harusnya membantu melepaskan dasinya. Mata Chris turun ke kakinya yang masih mengenakan sepatu, dan hal itu juga membuatnya kesal. Kasurnya jadi kotor terkena sepatunya. Chris yakin jika yang mengurusnya semalam adalah Davin, hanya Davin yang memperlakukan dirinya saat mabuk seperti ini. Hanya temannya yang satu itu yang akan membiarkan Chris tidur dalam keadaan yang berantakan.

Chris menggeser duduknya ke tepi ranjang, melepaskan sepatunya, dan melemparkannya ke lantai secara asal. Dengan kepala yang masih pusing, Chris menarik tubuhnya untuk berdiri, melangkahkan kakinya keluar kamar. Dia merasa sangat haus, dan butuh air minum.

Oh, My Boss!! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang