BAB 22

3.2K 113 3
                                    

Guys, tolong bantu rekomendasiin cerita aku ke teman-teman kalian yaaa

Aku harap makin banyak orang yang baca cerita aku

Buat yang udah baca dari awal, aku ucapin terima kasih banyakkk

Buat yang udah baca dari awal, aku ucapin terima kasih banyakkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang berbeda hari ini. Hari ini, Ruby pergi bekerja dengan mengenakan rok span selutut. Biasanya, dia memakai celana jeans, dan Ruby sedikit mengubah penampilannya. Sebagai seorang perempuan yang sudah memiliki kekasih, Ruby ingin terlihat lebih menarik di depan Chris. Dia harus menjaga agar Chris tidak tergoda dengan perempuan lain mengingat bagaimana laki-laki itu sering tidur bersama perempuan sewaan.

Jika di izinkan, Ruby sangat ingin memakai dress sekarang. Tapi, mengingat aturan kantor yang mengharuskan pegawai gudang memakai seragam khusus, baju kaus berwarna biru, jadilah Ruby hanya mengganti style di bagian pinggang ke bawah. Ah, iya, ada yang berbeda juga, Ruby sedikit meng-curly rambut bagian bawahnya saja.

Semua berkat bantuan Agnes dan Elsa, pagi-pagi Ruby sudah merecoki kedua temannya itu untuk membantunya menata rambut, dan juga memilihkan rok yang cocok. Awalnya, Agnes menyuruh Ruby memakai rok yang panjangnya hanya setengah bagian dari paha Ruby saja. Ruby menolak karena rok yang di rekomendasikan oleh Agnes terlalu pendek, tidak pantas di pakai bekerja. Elsa pun setuju dengan pendapat Ruby, dan akhirnya Elsa menyarankan memakai rok yang kini Ruby kenakan.

“Kau makin cantik saat memakai rok” puji Vino, menatap penampilan Ruby, lebih tepatnya di bagian roknya. “Bokongmu terlihat lebih menggoda”

Ruby memilih mengabaikan ucapan tidak senonoh yang Vino tujukan kepadanya. Seperti kata Agnes, dia tidak boleh terlibat lagi dengan Vino. Ruby sedikit menggeser posisi berdirinya ke sudut lift, dia kebetulan datang di waktu yang bersamaan dengan Vino. Mau tidak mau Ruby harus berbagi lift yang sama dengan laki-laki itu untuk turun ke gudang.

Vino mendekat ke arah Ruby, sedikit memepetkan posisi berdirinya, membuat Ruby semakin risih. “Kau bisa menjauh dariku?” tanya Ruby, menatap Vino kesal.

Vino tersenyum nakal. “Kau mengabaikan ucapanku tadi. Aku memuji dirimu, harusnya kau mengucapkan terima kasih padaku, Ruby. Kapan lagi aku memujimu? Dulu aku tidak pernah memujimu karena aku dibutakan oleh yang lain. Ternyata, tubuhmu boleh juga” Vino menatap penampilan Ruby dari atas sampai bawah, tatapannya itu sangat tidak sopan diberikan kepada seorang perempuan.

“Menjauh dariku!” Ruby mendorong Vino agar menjauh darinya. “Aku tidak berharap di puji olehmu. Aku merasa bersyukur karena kau memutuskan hubungan kita dulu, dengan begitu aku bisa bebas dari laki-laki bajingan sepertimu! Dan kau ingat satu hal” Ruby menunjuk Vino dengan jari telunjuknya, menatap laki-laki itu tajam. “Aku memakai rok bukan untuk menerima tatapan menjijikkan darimu!”

Vino malah terkekeh, dia sama sekali tidak peduli dengan kalimat yang baru saja Ruby ucapkan. Tangan Vino menggapai tangan Ruby yang sedang menuding padanya. “Aku tidak seperti yang dulu, Ruby. Aku sudah berubah”

Oh, My Boss!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang