“Jadi, kalian akan menikah?” tanya Elsa, menoleh ke arah Ruby yang duduk di sebelahnya. Perempuan itu sedang menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
“Kenapa kau bertanya lagi, Elsa. Sudah pasti Ruby akan menikah dengan Chris. Sekarang dia hamil anak Chris,” ujar Agnes.
Ruby sudah memberitahu perihal kehamilannya kepada Agnes dan Elsa ketika sampai di apartemen. Ruby baru saja mendudukkan dirinya di sofa beberapa menit yang lalu. Dirinya tadi di antarkan oleh Chris. Laki-laki itu sempat menyuruh Ruby untuk tinggal di rumahnya saja, tapi Ruby menolak karena dia masih bisa tinggal bersama Agnes dan Elsa. Dan butuh waktu lama memperdebatkan tempat tinggal Ruby, sampai akhirnya Chris mengantarkannya ketika jarum jam menunjukkan pukul 8 malam.
Ruby masih tampak berpikir sejenak saat mendengar pertanyaan Elsa. Tadi, Chris tidak ada membahas tentang pernikahan. Mereka berbincang seperti biasanya saja. “Chris belum ada mengajakku menikah, tapi dia berkata akan bertanggung jawab.”
“Sudah jelas dia harus bertanggung jawab, Ruby. Dia harus menikahimu karena itu tanggung jawabnya,” ucap Agnes.
Elsa mengangguk menyetujui. “Kalian harus merencanakan pernikahan segera. Kau sudah hamil begini, jangan menunda lagi. Jangan berpikir lama-lama lagi, langsung saja langsungkan pernikahan. Kau mau anakmu lahir sebelum kau menikah dengan Chris?”
Ruby menggeleng dengan cepat. Dia tidak mau hal itu terjadi. Mereka saling mencintai, jadi tidak ada alasan yang menunda hubungan mereka menuju ke jenjang yang lebih serius lagi. Justru pernikahan mereka akan mudah karena Chris tidak perlu melalui drama dengan meminta izin kepada kedua orang tua Ruby. Begitu juga dengan Ruby, perempuan itu hanya perlu berkenalan dengan kakak Chris, keluarga Chris satu-satunya yang Ruby sendiri tidak tahu wajahnya.
“Mungkin Chris akan membahasnya nanti bersamaku. Kami baru tahu kehamilanku hari ini, jadi masih ada waktu untuk membicarakannya lagi.”
“Jangan sampai kau berpikiran untuk memiliki anak tanpa adanya ikatan pernikahan,” celetuk Agnes.
Ruby menggeleng lagi. “Tidak, Agnes. Aku merasa kehamilanku terlalu cepat karena kami belum ada niat menikah sama sekali. Chris tidak pernah membahas rencananya ke depannya dari hubungan kami ini. Aku malah ingin hamil setelah menikah, tapi aku sudah terlanjur hamil duluan.”
“Kau pakai pengaman saat bercinta dengannya?” tanya Elsa.
Ruby menggelengkan kepalanya. “Tidak. Saat itu aku dan Chris melakukannya karena tidak memiliki kondom, dan kami terus melakukannya tanpa pengaman. Ini sudah keputusan yang kami sepakati berdua.”
Agnes berdecak sambil geleng-geleng kepala. “Jelas saja kau hamil. Kau secara sadar tidak memproteksi dirimu sendiri, Ruby. Harusnya aku mengingatkanmu agar selalu bermain aman.”
“Sekarang kau minta pertanggung jawaban yang Chris katakan padamu itu, Ruby. Jangan sampai dia lari dari tanggung jawabnya.”
Ruby terkekeh mendengar tuduhan penuh curiga Elsa terhadap Chris. “Dia senang dengan kehamilanku, bahkan dia masih sama seperti Chris yang aku kenal, dia masih begitu peduli padaku. Chris tidak mungkin lari dari tanggung jawabnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Boss!! (TAMAT)
Romantizm(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!) WARNING!! (21+) Tak kunjung mendapatkan pekerjaan, Ruby menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk mengajak tidur laki-laki acak yang berada di bar di mana mereka sedang minum...