****
Wawancara Eksklusif dengan Danuraja Sigit Adhitama Mengenai Kasus Hak Asuh Raden
Di sebuah ruang tamu mewah yang diselimuti nuansa klasik, Danuraja Sigit Adhitama, seorang tokoh yang disegani di dunia perbankan, duduk dengan tenang di kursi kayu jati ukir. Di seberangnya, seorang wartawan berusaha untuk tetap tenang dalam menghadapi pria yang sudah berpengalaman menghadapi media. Topik yang akan mereka bahas penuh kontroversi—perebutan hak asuh Raden, cucu Danuraja, setelah kematian putranya Damian, dan isu miring yang menghantui Kawana Rahenazula, ibu dari Raden.
“Tuan Danuraja, pertama-tama, kami mengucapkan terima kasih telah bersedia memberikan waktu untuk wawancara ini. Saya tahu ini adalah masa-masa sulit bagi Anda dan keluarga. Publik banyak mendengar tentang pertempuran hukum yang sedang berlangsung antara Anda dan Nona Kawana Rahenazula terkait hak asuh cucu Anda, Raden. Bisakah Anda ceritakan lebih lanjut tentang apa yang menjadi dasar tuntutan Anda?” tanya sang Wartawan
Danuraja mengangguk pelan, wajahnya tetap tenang, namun sorot matanya tajam. Ia menjawab dengan nada tenang namun penuh keyakinan. “Terima kasih. Seperti yang Anda tahu, keluarga kami saat ini sedang menghadapi banyak cobaan, terutama setelah kehilangan Damian. Sebagai seorang kakek, saya hanya ingin memastikan bahwa cucu saya, Raden, mendapatkan pengasuhan yang terbaik. Tidak ada niatan untuk memisahkan seorang anak dari ibunya. Namun, kita harus realistis. Membesarkan seorang anak bukan hanya soal memberikan kasih sayang, tapi juga tentang memberi stabilitas, ketenangan, dan tentu saja, teladan yang baik.”
Wartawan tampak berhati-hati, mengatur nada pertanyaan berikutnya untuk menyentuh topik yang lebih sensitif.
“Banyak pihak yang mengatakan bahwa keputusan Anda untuk mengajukan tuntutan hak asuh dipicu oleh isu-isu yang tengah beredar di masyarakat mengenai Nona Kawana. Beberapa hari lalu, publik terkejut dengan berita bahwa Nona Kawana diusir dari kediaman keluarga Adhitama pada hari yang sama dengan pemakaman mendiang putra Anda, Damian. Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal tersebut? Apakah ada kaitannya dengan dugaan perselingkuhan yang saat ini menjadi perbincangan hangat?”
Danuraja mengangkat alisnya sedikit, menunjukkan kesan bahwa pertanyaan itu sudah ia duga. Ia menghela napas, lalu berbicara dengan nada lembut, meski kalimatnya mengandung sindiran tajam.
“Ah, masyarakat memang senang membuat spekulasi, bukan? Saya tidak akan mengatakan bahwa ada satu faktor yang memicu tindakan kami. Tetapi saya yakin Anda setuju bahwa tidak ada keputusan yang diambil tanpa alasan. Jika seseorang memutuskan untuk meninggalkan rumah keluarga pada hari yang penuh dengan kesedihan dan duka cita, hari di mana kita seharusnya mendoakan mereka yang telah pergi, tentu ada pertanyaan yang muncul. Keputusan semacam itu selalu ada alasannya, dan seringkali, alasan itu lebih jelas bagi mereka yang memperhatikan dengan saksama.”
Jawaban itu penuh dengan implikasi. Wartawan tak ingin melepaskan kesempatan ini dan memutuskan untuk menggali lebih dalam.
“Apakah Anda ingin mengatakan bahwa keputusan untuk mengusir Nona Kawana memang didasarkan pada alasan yang kuat, mungkin karena ada hal-hal yang lebih besar yang belum diketahui publik?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Dreams 2
Chick-LitMelewati sepuluh tahun penuh penyesalan tanpa bertemu dengan Kara adalah sesuatu yang pantas di terima oleh pengecut dan bajingan sepertiku. Selama sepuluh tahun itu pula, aku sering berangan tentang pertemuan indah yang akan aku lakukan saat berte...