---
Tyler menggerutu kesal, merasa terpaksa menggantikan Asher untuk presentasi yang tiba-tiba dilimpahkan kepadanya. Dengan wajah masam, dia memasang layar proyektor, sementara Luke, di sudut ruangan, menahan tawa kecil. Hari ini, rasa kesal dan jengkel benar-benar mendominasi pikirannya.
Meski begitu, Tyler tetap melanjutkan presentasi. Semuanya berjalan lancar hingga sesi diskusi. Di tengah perbincangan, Callum tiba-tiba kehilangan fokus. Pikirannya terus melayang, memikirkan Asher yang dia tinggalkan di ruangan lain.
Meskipun pintu ruangan Asher sudah terkunci rapat, kekhawatiran terus menggerogoti Callum. Ia takut ada alpha yang bisa menemukan celah dan memanfaatkan situasi, melakukan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap Asher.
"Mr. Edwards, bagaimana Anda berencana menggunakan dana investasi ini, dan berapa target ROI yang Anda perkirakan?" tanya seorang calon investor kepada Callum.
Callum terdiam, bengong, tidak mendengar pertanyaan tersebut.
"Pak?" Tyler menepuk lengan Callum, menyadarkannya dari lamunan. Callum tersentak, memandang sekeliling.
"Maaf, apa tadi?" Callum bertanya dengan sedikit canggung.
Investor itu berdehem sebelum mengulangi pertanyaannya. Callum menjawab dengan singkat, namun cukup meyakinkan untuk menarik perhatian mereka. Pada akhirnya, investor tersebut setuju untuk berinvestasi di Helix Corps.
Karena investasi ini berasal dari perusahaan besar, sejumlah jurnalis berkumpul di luar gedung untuk meliput berita. Callum bersama para investor bersiap memberikan pernyataan resmi kepada media.
Meski mata Callum memandang kerumunan jurnalis yang berjejer di hadapannya, pikirannya tetap terpaku pada Asher yang masih ada di ruangannya.
"Pak Edwards, apa yang membuat perusahaan media besar ini tertarik untuk berinvestasi di perusahaan Anda?" salah satu jurnalis bertanya.
Secara refleks, Callum melirik papan nama jurnalis tersebut. "Pertanyaan bagus, Aurellia Davenport. Saya percaya mereka tertarik karena potensi pertumbuhan yang kami miliki, terutama dalam teknologi dan pendekatan inovatif kami terhadap konten digital. Kami memiliki ekosistem yang berkembang dengan basis pengguna yang solid, dan mereka melihat ini sebagai peluang untuk memperluas jangkauan ke segmen pasar baru."
Aurellia, bersama beberapa wartawan lainnya, segera mencatat jawaban Callum. Sesaat kemudian, Aurellia mengangkat kepalanya, menatap Callum dengan tajam. "Oh, ya, Pak Edwards, bagaimana dengan karyawan Anda yang seharusnya mempresentasikan hari ini? Mengapa ia tidak bisa hadir, dan kenapa mendadak dibatalkan?"
Callum mengernyitkan dahi, merasa sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan itu. Ia menarik napas pelan sebelum menjawab, "Dia tidak bisa hadir karena mendadak sakit dan harus dilarikan ke unit gawat darurat. Kami sudah menanganinya dengan cepat, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Jawabannya terdengar tegas, sehingga tidak terlihat seperti dirinya sedang berbohong.
Tyler dan Luke saling memandang, kebingungan. Mereka baru saja mendengar bahwa Asher, teman mereka, dilarikan ke unit gawat darurat. Meski rasa ingin tahu menguasai mereka, keduanya menahan diri untuk tidak bertanya pada Callum, terlebih karena banyak jurnalis dan wartawan masih berada di sekitar mereka.
Aurellia tersenyum tipis, seolah tertarik dengan pernyataan Callum. "Saya dengar karyawan Anda yang satu itu cukup cemerlang, namanya sering muncul di berita. Saya berharap bisa menemuinya."
Callum mengangguk tenang. "Anda bisa datang lagi ketika dia sudah pulih. Ketua divisi investasi kami akan menghubungi Anda nanti untuk mengatur pertemuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in boss's grip (BL)
Подростковая литература(diusahakan untuk update setiap hari) Asher Roth adalah seorang omega pria yang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hidupnya berjalan baik-baik saja hingga suatu hari, ia tiba-tiba mengalami heat, dan situasi tersebut diketahui oleh bosnya, Callum...