10. aftercare

8.8K 474 3
                                    

---

Asher perlahan membuka matanya, kepalanya terasa berat, dan seluruh tubuhnya terasa nyeri, terutama dari pinggang ke bawah. Dia mengerjapkan mata, mencoba mengenali di mana dia berada. Ruangan itu tampak familiar- ruangan Callum. Perasaan hangat menyelimutinya, meski tubuhnya terasa lelah.

Saat pandangannya menurun, Asher menyadari posisi mereka. Tubuh telanjang mereka tertutup oleh selimut, Callum terbaring di bawahnya, lengan kekar pria itu melingkari pinggang Asher dengan lembut, seolah melindunginya bahkan dalam tidurnya. Dengan cepat, rasa gugup mulai merayap, dan Asher mencoba bergerak, berniat melepaskan diri dari posisi yang terlalu intim ini.

Namun, saat dia sedikit bergeser, pelukan Callum malah semakin erat. Pria itu menggerakkan tubuhnya sedikit, lalu tanpa membuka mata, dia berbisik lembut, suara beratnya terdengar malas namun penuh kehangatan, "Jangan bergerak... ayo tidur sedikit lebih lama lagi."

Asher membeku, terkejut oleh kedekatan mereka. Tapi ada sesuatu dalam suara Callum yang membuat rasa gugupnya perlahan mereda. Rasa nyaman dan aman itu, yang tidak pernah ia duga akan ia rasakan dalam dekapan seseorang, membuat Asher perlahan melepaskan niatnya untuk bangun. Mungkin, untuk pertama kalinya, dia membiarkan dirinya menikmati momen ini-tanpa rasa bersalah atau keraguan.

Dia menarik napas dalam-dalam, menutup matanya kembali, dan membiarkan dirinya terhanyut dalam kehangatan Callum yang begitu menenangkan.

Tiga puluh menit kemudian, Asher terbangun lagi, mendongak untuk menatap wajah Callum yang tampak tenang saat tidur. “Pak Callum?” panggilnya pelan.

Callum menjawab dengan gumaman samar, perlahan membuka matanya. Ketika mata mereka bertemu, Asher merasakan hangatnya pelukan Callum yang masih mengikatnya erat.

“How are you feeling? Is the heat still bothering you?” tanya Callum, suaranya lembut namun penuh perhatian.

Asher menggelengkan kepalanya, berusaha untuk tetap tenang meskipun rasa malu menyelimuti dirinya. “Biarkan aku turun, pak...”

Callum menatapnya dengan heran. “Kenapa sih mau turun? Kayak yang bisa jalan aja,” ujarnya dengan nada bercanda.

Asher merasakan pipinya memanas. “Saya bisa jalan kok,” jawabnya, mencoba meyakinkan.

“Enggak. Kamu gak bisa,” sahut Callum sambil menenggelamkan wajahnya di leher Asher, menambahkan keintiman di antara mereka.

Asher tak bisa menahan senyum, meski dalam hati ia tahu betapa canggungnya situasi ini. Tetapi entah mengapa, ia merasa nyaman dalam pelukan Callum, seolah semua kekhawatiran sejenak terlupakan.

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, membuat Asher tersentak panik. Dia buru-buru turun dari tubuh Callum dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Ketika mencoba berdiri, kakinya terasa lemas seperti ubur-ubur, hingga akhirnya ia jatuh kembali ke lantai.

Callum tertawa kecil melihat Asher yang terjatuh, lalu dengan santai mengambil celana pendek dan kemejanya sebelum mengenakannya.

"I told you, you can’t walk yet," goda Callum.

Asher hanya memeluk selimut lebih erat, wajahnya memerah saat ia menatap sinis ke arah Callum.

Suara ketukan pintu semakin bertubi-tubi. "Mr. Callum? Ini saya, Luke, ingin menanyakan soal revisian kemarin."

"Tunggu sebentar," jawab Callum dengan nada tenang.

Asher melirik ke arah pintu dengan panik. "Oh, sial, itu Luke," bisiknya. Dia celingukan, mencari tempat untuk bersembunyi.

"Relax, Asher," ujar Callum sambil merapikan pakaiannya. "Aku nggak akan biarkan dia masuk. Santai saja di sofa."

Setelah memastikan penampilannya cukup rapi, Callum berjalan menuju pintu dan membukanya sedikit, hanya cukup untuk menampakkan wajahnya. "Sudah direvisi seperti yang saya minta?"

Caught in boss's grip (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang