Author pov
***
Langit di luar kamar Asher berangsur-angsur berubah menjadi biru keemasan saat matahari terbit, namun bagi Asher, hari baru ini tidak membawa rasa lega. Sinar mentari yang menerobos tirai seakan tak mampu menembus kabut kegelisahan yang membelenggunya. Ia berbaring di tempat tidur, tak bergerak, sementara di sampingnya, Callum masih terlelap, napasnya teratur dan tenang. Seolah-olah semua ini adalah hal biasa—sebuah rutinitas.
Asher menoleh perlahan, memandang pria yang sudah lama mengontrol hidupnya. Ada perasaan ambigu yang terus-menerus mengoyak hatinya; antara takut, benci, dan sebuah kenyamanan palsu yang terikat pada kehadiran Callum. Mereka telah melewati malam dengan pelukan, tetapi bagi Asher, pelukan itu lebih mirip belenggu yang tak kasat mata—rantai tak terlihat yang mengikat kebebasannya.
"Asher..." suara Callum tiba-tiba terdengar, pelan namun penuh dengan kuasa. Rupanya dia telah terbangun. Dengan mata setengah terbuka, Callum menatap ke arahnya. “Kamu ingin kembali bekerja hari ini, kan?”
Asher mengangguk pelan, berusaha menyingkirkan rasa takut yang terus menghantui setiap gerakannya. "Iya, aku... harus kembali. Kalau enggak, Luke dan Tyler pasti bakal curiga." Ada nada ragu di suaranya, sebuah ketidakberdayaan yang terselip di antara kata-katanya.
Callum menatapnya sejenak, ekspresinya berubah dari lembut menjadi lebih serius. Ia tahu betul bahwa Asher mulai mendekati batas emosionalnya. "Kamu bisa pergi," katanya sambil menggeser tubuhnya lebih dekat, "tapi ingat, Ash... mereka nggak perlu tahu lebih dari apa yang mereka sudah tahu."
Kalimat itu seolah membawa bobot yang lebih berat dari yang terdengar. Meski nada suara Callum tenang, ada ancaman yang tidak tersurat dalam setiap kata-katanya. Asher hanya mengangguk pelan. Dia tidak punya pilihan. Setiap kali dia berpikir bahwa mungkin, hanya mungkin, dia bisa menemukan jalan keluar, Callum selalu tahu cara untuk menariknya kembali ke dalam jaring manipulatifnya.
Setelah beberapa saat keheningan yang berat, Callum bangkit dari tempat tidur, meninggalkan Asher sendirian di kamar. Udara pagi yang sejuk terasa menusuk, tetapi bukan karena dinginnya udara yang menyelimuti, melainkan karena ketegangan yang menggantung di antara mereka berdua.
Asher menarik napas panjang dan dalam, mencoba menenangkan hatinya yang terus berdegup kencang. Hari ini dia akan kembali ke kantornya, kembali ke kehidupan lamanya. Tapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi.
Setelah mandi dan berpakaian, Callum mengantarnya ke kantor. Saat mobil berhenti di depan gedung, Callum menatap Asher sekali lagi. "Ingat," katanya dengan tatapan yang tak bisa disangkal, "kalau ada yang nanya, kamu cuma butuh waktu untuk diri sendiri."
Asher mengangguk dengan lemah, merasa dadanya semakin sesak. Kata-kata Callum selalu seperti rantai tak kasat mata—membungkam setiap keinginannya untuk berbicara jujur. Tanpa sepatah kata lagi, Asher turun dari mobil dan berjalan masuk ke kantor.
Di dalam, suasana terasa kontras dengan ketegangan yang membebani Asher. Luke dan Tyler menyambutnya dengan sorak gembira, memecahkan keheningan dalam sekejap.
"Asher!" Luke hampir berteriak ketika melihatnya. Wajahnya berseri-seri, penuh kelegaan. "Gue udah khawatir setengah mati, loh! Akhirnya lo balik juga!"
Tyler yang biasanya lebih tenang, juga tampak cemas, meski tidak seberlebihan Luke. “Lo nggak apa-apa, kan?” tanyanya sambil menatap Asher dengan penuh perhatian.
Asher mencoba tersenyum, berusaha menutupi kegelisahan yang membuncah di dalam dirinya. "Gue baik-baik aja," katanya, suaranya terdengar sedikit kaku. "Gue cuma butuh waktu buat sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in boss's grip (BL, END)
Ficção AdolescenteAsher Roth adalah seorang omega pria yang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hidupnya berjalan baik-baik saja hingga suatu hari, ia tiba-tiba mengalami heat, dan situasi tersebut diketahui oleh bosnya, Callum. Tanpa sepengetahuan Asher, Callum ma...