🐻Kun ; Obsession

971 23 3
                                    

    Semua mata tertuju padaku, aku berjalan mengitari sekolah ini seperti orang linglung. Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sekolah ini, dan jahatnya tidak ada yang mau membantuku untuk menemukan ruang guru. Menyebalkan sekali.

"Kamu pasti rena, murid baru itu kan?" Sapa seseorang dari belakang, aku berbalik dan mengangguk.

"Kebetulan sekali, saya kun wali kelas kamu. Mari ikut saya." Ujarnya sembari tersenyum ramah, benar-benar tampan.
Aku balas tersenyum dan mulai mengekori pak kun, seperti dugaanku ternyata dia guru paling muda di sekolah ini.

=====

   Hari-hariku di sekolah baru cukup menyenangkan, teman-temanku baik dan gurunya ramah apalagi pak kun dia sangat bersahabat dengan anak-anak muridnya.
Banyak yang iri padaku karena katanya aku mendapatkan perhatian khusus darinya, aku pikir mungkin karena aku selalu mendapatkan nilai bagus dibandingkan yang lain saat mata pelajarannya berlangsung.

"Nah anak-anak 2 bulan lagi akan ada perlombaan antar sekolah, yang berhasil lolos akan ikut serta ke perlombaan nasional berikutnya. Jadi saya harap kalian belajar dengan sungguh-sungguh untuk mewakili sekolah ini. Tekuni pelajaran favorit kalian dengan baik, setiap mata pelajaran akan diwakili satu orang." Ujar pak kun, kelas menjadi sedikit riuh mendiskusikan perlombaan itu.

"Kalian bisa diskusikan itu nanti saat jam istirahat, sekarang buka buku kalian di halaman 200." Perintah pak kun.

"Rena, saya mau kamu yang mewakili mata pelajaran saya saat lomba nanti. Kalau kamu tidak keberatan." Pak kun kembali berujar.

"Tentu saja tidak pak, saya sangat senang dipercaya untuk ikut lomba." Jawabku

"Baiklah, kita bicarakan soal itu nanti ya."

...

    Karena aku terpilih untuk mengikuti lomba bersama anak-anak lainnya, maka setiap selesai jam sekolah aku masih harus mengikuti 1 jam pelajaran tambahan pak kun setiap harinya. Sebenarnya anak-anak lain hanya mendapatkan jam tambahan 3 kali dalam satu minggu, tapi pak kun memintaku untuk kita belajar setiap hari selama aku bisa. Dan ya aku menyanggupinya.

"Punya kelas tambahan juga?" Tanya yangyang, anak kelas sebelah yang akan ikut lomba matematika.

"Iya, setiap hari malah." Jawabku

"Setiap hari? Lo gak capek emangnya?"

"Capek sih, tapi mau gimana lagi. Mumpung bisa juga, pak kun gak membebankan kok cuma gak enak aja sama dia yang udah semangat ngajar."

Yangyang hanya menggelengkan kepala meresponsnya membuatku sedikit tertawa.

"Rena, ayo masuk kelas!" Panggil pak kun dari kejauhan membuatku segera bergegas berdiri.

"Duluan ya yangyang." Pamitku

Aku berjalan terburu-buru ke kelasku, menghampiri pak kun yang sudah duduk di bangkunya dan segera duduk di kursi tepat di depan meja guru.

"Maaf kalau ganggu istirahat kamu." Ujar pak kun

"Oh enggak kok pak." Jawabku sembari tersenyum

"Baiklah, sampai mana kemarin kita belajar?"

"Bab 6 pak." Ujarku

Aku cukup fokus menerima penjelasan materi dari pak kun, aku berusaha sebaik mungkin mengerjakan soal yang dia berikan. Namun entah perasaanku saja atau apa aku rasa pak kun terus memperhatikanku, itu mungkin normal bagi seorang guru untuk memperhatikan muridnya, hanya saja aku merasa tatapannya sedikit aneh membuatku menjadi tak fokus.

"Sudah selesai pak." Ujarku sembari menyerahkan bukunya.
Pak kun menerima buku itu dan mulai mengecek jawabanku, lalu ia tersenyum dan mengangguk.

"Jawabannya benar, kamu hebat rena." Ujarnya, aku hanya tersenyum senang sedikit malu-malu mendengar pujian itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wild Dream | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang