ASSALAMUALAIKUM ^^
Haha dari part 5 ke part 6 jaraknya sebulan :v
Maaf yah, kemarin lagi semangat ikut lomba sih jadi lupa mas reno :v
Sekedar pemberitahuan, PART ini aku gak bisa bilang apa-apa. Part ini amburegul emeseyu lah -__-
Aku mentok soalnya dan kelamaan lanjutinnya juga pas bikin pikiran aku sedang sangat kacau, jadi kritik dan saran silakan sepedih apapun aku terima :")
Selamat membaca ^^
-
-
-
-
Aku melirik Haru yang masih tertidur pulas di ranjang kejayaannya dalam kamarku, sepertinya pemeriksaan tadi benar-benar membuatnya lelah. Ia sudah tertidur hampir tiga jam, melewati batas waktu tidur siangnya yang biasanya hanya dua jam saja. Perasaanku jauh lebih baik sekarang, semua berkat wanita itu. Aku tak memungkirinya, kalau wanita itu memang seorang penyelamat untuk Haru. Nyaris saja aku menghancurkan ruang periksa tadi kalau dia tidak datang dan mengambil alih Haru dariku.
Aku tidak memungkiri apa yang ku rasakan saat wanita itu disampingku menemani Haru. Perasaanku menghangat, mungkin karena aku sudah lama merindukan seorang wanita dalam hidupku, terlebih sosok ibu untuk Haru. Sejak Haru lahir selalu aku yang mengurusinya, kalaupun dia menangis aku membujuknya semampuku dan menjejalinya dengan mainan mahal atau pun jalan-jalan, kadang kala aku juga memberikannya makanan yang tidak baik untuk kesehatannya sebagai anak-anak.
Aku tahu itu tidak boleh, tapi bagaimana lagi? haru hanya bisa diam kalau aku melakukan hal seperti itu. Baiklah, mama dan Renita bisa menjauhkan hal seperti itu saat Haru menangis, dan wanita itu juga melakukan hal yang sama dengan mama dan Renita. Baiklah, itu memang tugas seorang wanita. Kelebihan mereka, aku tidak akan pernah bisa seperti itu karena aku seorang pria. Di tambah lagi aku seorang pria yang hidup sendiri mengurus hotelku dan anakku.
Membesarkan Haru sendiri juga membangun Hotelku membuatku merasa mempunyai anak yang banyak, aku mungkin seperti seorang ibu asuh yang mempunyai segudang anak asuh. Dan sayangnya taka da satu pun orang yang membantuku mengasuh mereka. Oh tidak, Reno.. apa yang kau harapkan dari semua pemikiran ini??!!
Aku sepertinya terlalu banyak memikirkan hal yang tidak-tidak setelah bertemu dengan wanita itu. Cukup malu sebenarnya karena awal pertemuanku dengannya adalah dimana aku bertingkah bodoh dalam mobil karena perlakuannya pada seorang anak kecil. Juga sebenarnya aku begitu malu saat ia tiba-tiba saja pergi dan mengatakan bukan muhrim. Di sana aku merasa seperti seorang penjahat, hanya mengulurkan tangan saja dia sudah begitu gugup padaku. Tapi entahlah, apa dia memang gugup atau dia tidak suka padaku.
Tapi aku suka caranya menenangkan Haru tadi, dia begitu tenang. Terlihat sekali kalau menghadapi anak-anak adalah keahliannya, dia sudah terbiasa. Aku sebenarnya tadi mengajaknya makan siang, sebagai bentuk terimakasih ku padanya, tapi ia menolak dengan beralasan kalau ia masih memiliki pekerjaan yang harus di selesaikannya. Aku sebenarnya cukup kecewa. Tunggu dulu! Kecewa? Oh Reno.. hentikan pikiran macam-macam ini.
"Papaa." Suara Haru terdengar, aku melirik ke arahnya yang sedang menguap lalu merenggangkan tubuhnya. Anak baik, selalu menyelamatkan ayahnya tepat pada waktunya.
"Haru sudah bangun?" Tanyaku. Ia menganggukkan kepalanya.
"Kapan kita pulang?" Tanyanya lagi. matanya mencari-cari sesuatu.
"Sejak dua jam yang lalu kita sudah pulang, Haru tidurnya pulas sekali. Capek ya sayang?" Aku merentangkan tanganku dan dia mendekatiku lalu duduk di pangkuanku, memelukku. Kepalanya mengangguk-angguk, memberitahuku kalau ia memang capek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You be Mother for my Daughter? - 1
RomanceBagaimana jika aku menjadikanmu satu-satunya wanita dalam hidupku? Bagaimana jika kau juga menjadikanku lelaki satu-satunya dalam hidupmu? Lalu.. Bagaimana jika kita satukan tujuan hidup kita bersama? Bagaimana jika Kita jadikan s...