Reno menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku kemudian memakai helm proyek berwarna putih dan melangkah masuk ke dalam area pembangunan hotelnya yang terbakar.
Senyuman tak henti-hentinya tersungging dari bibirnya, membuat para karyawannya mengernyit kebingungan akan tingkah bos mereka yang tidak biasanya seperti itu.
"Bahan-bahan yang kemarin sudah saya pesan, apa sudah datang?" Reno berjalan dengan memperhatikan setiap sudut bangunan yang terbakar itu. Kemarin ia sudah mengecek beberapa dan kali ini ia akan mengecek semuanya. Mulai dari bahan-bahan sampai kekokohan bangunannya.
"Ada beberapa kendala pak, jalan masih di tutup sehingga akses cukup sulit. Para pengirim bahan bangunan harus memutar jalan sehingga proses pengiriman semakin lama. Biayanya juga semakin mahal."
"Ya, saya gak mempermasalahkan biaya. Memang ini benar-benar tidak di duga. Untung saja bukan bangunan utama yang terbakar. Tapi samping bangunan utama berwarna hitam, sepertinya terpercik sedikit api. Pada saat pengacian dan pengecatan tolong lebih perhatikan yang itu."
"Baik pak.."
"Lalu bagaimana pegawai yang mengalami luka bakar? Kemarin saya ke Rumah Sakit, dia sudah pulang. Pak Anto tahu rumahnya?" Reno meghentikan langkahnya dan melihat kea rah pegawainya.
"Kondisi nya tidak terlalu parah untungnya pak, iya saya tahu. setelah ini saya antar bapak ke rumahnya."
"Oke."
"Kalau begitu saya akan kembali bekerja dulu." Izin pak Anto. Reno menganggukkan kepalanya kemudian ia memperhatikan seluruh bangunan hotelnya yang hampir selesai dan berhenti sebentar untuk berpikir sejenak.
Beberapa saat kemudian, tangannya masuk ke dalam saku celananya dan ia malah mengambil ponselnya lalu mengetikkan sebuah pesan.
To. Sharen
Haru lagi apa Sha?
Send!
Setelah itu Reno memandangi ponselnya dengan seksama. Ia menunggu balasan itu muncul, tetapi belum muncul juga.
Ah! Kenapa lama sekali balasannya?
Layar ponselnya menyala, dengan cepat Reno membuka pesan yang masuk pada ponselnya.
From. Sharen
Lagi poop..
Reno mengernyitkan keningnya. Tapi kemudian dia tertawa dan dengan cepat membalasnya lagi.
To, Sharen
Serius kamu Sha?
From. Sharen
Tiga rius dikali empat ditambah lima dipangkatkan tujuh puluh.
To. Sharen
Berapa itu jumlahnya? Saya males ngitung.
From. Sharen
Saya juga males ngitung. Sebentar pak, saya cebokin Haru dulu.
Astaga!
Reno kembali tertawa menatap ponselnya saat membaca balasan dari Sharen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You be Mother for my Daughter? - 1
RomanceBagaimana jika aku menjadikanmu satu-satunya wanita dalam hidupku? Bagaimana jika kau juga menjadikanku lelaki satu-satunya dalam hidupmu? Lalu.. Bagaimana jika kita satukan tujuan hidup kita bersama? Bagaimana jika Kita jadikan s...