"Masih sakit?" Reno menyentuh dengan lembut luka di kening Sharen yang masih tertutupi oleh plester luka, mereka berdua sedang duduk di pinggir jalan dengan Sharen yang sedang memakan Eskrim dan Reno yang meneguk minuman soda dari kaleng yang ia pegang. Kepala Sharen mengangguk, bibirnya sedikit mengerucut kemudian matanya menatap Reno dengan kesal.
"Masih, jadi gak usah ingetin lagi. tiap liat luka ini aku selalu sedih, inget ada luka yang lebih parah dari ini." Sindirnya. Menyinggung pada Reno yang memarahinya tempo hari.
"Kamu masih marah masalah itu? Aku sudah minta maaf.."
"Aku udah maafin kok, tapi susah juga lupainnya. Makannya gak usah―"
CHUP!
Kedua mata Sharen terbelalak lebar atas ciuman kilat dari bibir Reno pada bibirnya. Ia menatap ke arah Reno dengan tatapan 'Apa yang kau lakukan' sementara Reno hanya tersenyum lalu memakan eskrim yang di pegangnya.
"Ada Eskrim di bibir kamu barusan Sha." Timpalnya. Sharen tersentak, segera mengambil cermin dalam tas nya lalu memperhatikan bibirnya. Mana? Tidak ada eskrim sama sekali di bibirnya. Reno berbohong!
"Tadi ada, kan udah aku hapus." Jawab Reno begitu melihat Sharen menatapnya dengan galak. Eskrim yang dipegang Sharen mencair, meleleh melewati tangannya dan Reno mendekat, kemudian dengan cepat menjilati seluruh eskrim yang berjatuhan menuruni tanga Sharen. astaga, apa yang pria ini lakukan?!
"Kita pulang sekarang!" Sharen berdiri, menghabiskan eskrimnya dengan cepat lalu mengelap tangan dan bibirnya dengan tissue, mengajak Reno pulang adalah hal terbaik untuk saat ini. setidaknya kalau ada Haru diantara mereka, Reno akan menjaga sikapnya dan tidak aneh seperti ini. omong-omong sikapnya yang aneh, Sharen bergidik ngeri begitu mengingat sikap Reno padanya hari ini. mendadak ingin digantikan bajunya, berbicara aneh-aneh, dan sekarang? oh.. ia dalam bahaya.
"Ayo." Diluar dugaan, Reno menerima ajakan Sharen untuk pulang dan ia menggenggam tangan Sharen kemudian mereka berjalan bersama menuju motor. Setelah itu, mereka pergi membeah kembali jalanan di Kota Bandung yang sudah menuju senja ini.
****
Motor yang dikendarai Reno berhenti tepat di Basement hotel miliknya, membuat Sharen mengerutkan keningnya. Bukankah mereka mau pulang? Lalu kenapa Reno membawanya ke hotel? Eum.. Kantornya maksudnya.
Reno menggenggam tangan Sharen, menuntunnya dengan keyakinan penuh menuju lift dan berhenti di lobby, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman yang tak bisa ia tahan sejak sebuah gagasan muncul dalam kepalanya.
"Hai Ami.." Reno menyapa resepsionisnya begitu dirinya sudah berdiri tepat di depan meja besar tersebut. Ami mengerutkan keningnya tapi kemudian tersenyum padanya.
"Oh, halo pak.."
Ada yang tidak beres, pikirnya. Bos nya pulang setengah hari kemarin dan hari ini tidak datang ke kantor tapi sore-sore begini dia muncul dengan membawa istrinya bersamanya. Dan diluar dugan, bos nya menyapa nya denga begitu akrab! Jangan katakan kalau Bos nya dan istrinya akan..
"President suite masih ada yang kosong?"
TUH KAN!! mata Ami berbinar-binar begitu dugaannya dibenarkan oleh Reno secara tidak langsung. Dengan cepat, fokusnya beralih pada komputer di hadapannya dan tangannya bergerak lincah pada keyboard kemudian mencari apa yang dicarinya.
Ponselnya bergetar, dan begitu mengambilnya 2 pesan sudah masuk pada ponselnya, dari nomor bernama 'Ibu Maryam', dengan cepat Ami membuka pesannya dan membacanya dengan seksama. Pesan pertama dikirim sekitar satu jam yang lalu, Ami tersenyum begitu melihat isi pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You be Mother for my Daughter? - 1
RomanceBagaimana jika aku menjadikanmu satu-satunya wanita dalam hidupku? Bagaimana jika kau juga menjadikanku lelaki satu-satunya dalam hidupmu? Lalu.. Bagaimana jika kita satukan tujuan hidup kita bersama? Bagaimana jika Kita jadikan s...