Reno masih terdiam di tempatnya, menatap Sharen yang saat ini sedang kesal padanya. Gadis itu bahkan sekarang duduk dengan menyilangkan kedua tangannya pada dadanya. Ingin berbicara, tetapi Reno takut malah ia memperburuk situasi dan pada akhirnya Sharen benar-benar kesal padanya sehingga gadis itu tidak akan pernah mau lagi menjaga Haru. Oh tidak, itu sebuah mimpi buruk!
Pada akhirnya, Reno memilih untuk beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Haru dan Sharen tanpa sepatah kata pun.
"Apa? Kita ditinggalin?" Sharen menatap tidak percaya pada Reno yang berjalan menjauhinya dan Haru.
"Nggak tante, papa mungkin pengen pipis." Haru yang tengah sibuk dengan eskrim keduanya mengacungkan sendok padanya. Sharen hanya membalasnya dengan senyuman saja.
"Apa tadi aku kelewat batas ya? aduh, kemarin-kemarin so imut. Kenapa barusan malah begini sih?"
"Tapi. Ya salah dial ah! Suruh siapa ngomong nyerocos gak berhenti. Mainin uang segala lagi mentang mentang kaya! Kalau mau ya sekalian aja bawa uangnya. Se brangkas, lumayan buat biaya hidup beberapa Tahun. Aaah oke cukuuppp.." Memukul kepalanya,Sharen juga menggeleng-gelengkan kepalanya. mencoba menghentikan pikiran-pikiran menyenangkan yang datang dari otaknya. MENYENANGKAN? Yaa.. baiklah, ia mengakuinya.
Saat Sharen melepaskan tangannya dari dadanya dan meletakannya di meja, sebuah mangkuk eskrim kecil dengan eskrim rasa coklat dan vanilla tiba-tiba saja tersaji di hadapannya dengan tangan kekar seseorang yang memegang mangkuk eskrim tersebut. Tunggu dulu!!!
Sharen mendongakkan kepalanya ke samping dan ia mendapati Reno tengah memegang mangkuk itu dengan tangannya yang lain menggaruk kepalanya yang tak gatal. Pria itu tersenyum ke arah Sharen. Ia meletakkan mangkuk eskrim tersebut lalu duduk kembali pada tempatnya semula.
"Permintaan maaf dari saya." Reno membuka suaranya begitu ia berhasil duduk. Sebuah senyuman muncul dari bibir Sharen. Tiba-tiba saja pipinya bahkan terasa panas dan rona merah sudah muncul disana.
Dengan malu, Sharen mengambil mangkuk eskrimnya lalu memakannya dengan tenang. Sebenarnya ia sama sekali tidak tenang, detak jantungnya berperang bersama laju darahnya. Ya Tuhan..
"Terimakasih pak!" Ucap Sharen, ia kembali menyendokkan eskrim ke dalam mulutnya.
'Tau aja dia, bikin orang seneng'
"Tante Sharen nambah lagi?" Haru menatap Sharen dengan kaget.
"Nggak, papanya Haru yang kasih tante. Tante gak minta." Sahut Sharen seraya menjulurkan lidahnya pada Haru dan menatap kesal dengan dibuat-buat pada Reno. Membuat Reno tertawa seketika.
"Ya udah Sha, cepet di makan." Ucap Reno. Sharen menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan makannya.
SHAAAA??
Sepertinya Eskrim benar-benar sesuatu yang sangat tepat untuk mencairkan kemarahan juga mencairkan suasana. Reno jadi semakin santai, dan Sharen juga entah mengapa ia lebih bisa menunjukkan dirinya sendiri. Yah, begini lebih baik. Ia menjadi jauh lebih nyaman berada diantara Reno dan Haru karena menjadi dirinya sendiri. Sepertinya ia akan baik-baik saja, tidak akan menahan napasnya seperti sebelumnya ketika berhadapan dengan Reno.
*****
Reno sedang membeli tiga porsi eskrim lagi untuk dibawa pulang dan Sharen berjalan lebih dulu bersama Haru menuju mobil. Sharen sempat terdiam lagi begitu mereka sampai di mobil. Sekarang, ia duduk dimana?
"Kamu duduk di depan, Haru biar di belakang."
APA?
Lagi-lagi kenapa Reno tahu apa yang di pikirkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You be Mother for my Daughter? - 1
RomanceBagaimana jika aku menjadikanmu satu-satunya wanita dalam hidupku? Bagaimana jika kau juga menjadikanku lelaki satu-satunya dalam hidupmu? Lalu.. Bagaimana jika kita satukan tujuan hidup kita bersama? Bagaimana jika Kita jadikan s...