EXTRA PART

227K 9.6K 338
                                    

"Papaaa! Kenapa Putra pipisnya berdiri?"

Reno menepuk jidatnya seraya menghela nafas dengan berat. Oh Tuhan, anak laki-lakinya yang satu itu..

"Putraa.. kata papa kalau pipis tutup pintunya!" Reno berjalan menuju kamar mandi, ia menggendong Hasya dan menatap Putra dengan sengit.

"Putra udah tutup, Hasya maksa masuk papa." Bela putra kecilnya. Tatapan Reno teralih pada Hasya, putrinya langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat, "Hasya pengen pipis papa! Gak kuat! Kata mama kan Hasya harus belajar pipis sendiri, jangan pipis di celana. Jadi kita pipisnya barengan."

"Kata tante Alena juga kalau kembar harus mau barengan papa."

Oke, apakah semua anak kembar harus melakukan setiap hal secara bersamaan? Termasuk buang air kecil?

Oh, Tuhan..

"Ya, tapi kalau untuk pipis―"

Berpikirlah Reno.. berpikir.. oke.. berpikir! Susunlah satu kalimat dalam kepalamu! Beritahu kedua anakmu bahwa perempuan dan laki-laki memiliki sesuatu yang harus di pisahkan. Oh, ayolah..

"Kenapa papa? Kok papa bengong?"

"Papa bukan bengong sayang.. Arg, udah.. kalian nonton aja lagi. putra sudah selesai pipisnya? Sudah di bersihkan?"

Putra mengangguk dengan yakin.

"Kalau gitu Putra cuci tangan, terus kalian lanjut nonton ya?"

"Hasya gak mau nonton. Hasya mau mamaaa!"

"Putra juga mau mamaaaa!"

Dan kemudian, suara tangisan kencang saling bersahutan terdengar di dalam rumah mereka. dengan cepat Reno mengambil Putra, menggendongnya dengan tangan kirinya. sekarang, kedua tangannya ia gunakan untuk menggendong anak kembarnya.

Sewaktu mereka bayi, Reno sangat-sangat menikmati mengurus mereka. apalagi ketika mereka baru bisa berbicara, lucu sekali. tetapi ketika sudah seperti sekarang, sudah pintar merajuk dan berbicara, Reno benar-benar angkat tangan.

Usia kedua anak kembarnya ini beberapa bulan lagi akan menginjak empat tahun, dan betapa pintarnya mereka berdua dalam hal membuat ayahnya frustasi dan kelelahan sendiri.

"Mamaaa!" Putra berteriak lagi. demi Tuhan! Suara teriakannya sangat-sangat memekakakkan telinga. Seperti campuran teriakan Maryam dan Sharen. benar-benar perpaduan sempurna, sayangnya tidak sempurna karena Putra itu laki-laki. Astaga, akan se rempong apa hidup anak lelakinya kelak? Apa lebih parah dari Mushkin kah? Sudah jelas Reno tidak mau.

"Sekarang, kita nonton Hi-5 yaa?"

Kedua anaknya menggelengkan kepala.

"Barney?"

Mereka menggelengkan kepalanya lagi.

Sungguh, jika menyogok Haru menggunakan tayangan televisi berhasil, maka jangan berharap menyogok si kembar dengan sebuah tayangan televisi akan berhasil .

"Hasya mau makan, Hasya laper papa.."

"Loh, katanya mau mama?"

"Kata mama, makan harus di utamakan. Jadi Hasya mau makan dulu, baru mau mama."

Ah, setidaknya Reno bisa bernafas lega sekarang. baiklah..

"Kalau Putra? Mau makan juga?" Tanyanya. Putra menggelengkan kepalanya, "Putra mau main sama Baby aja papa."

Setelah itu, Putra langsung berlari menuju halaman belakang dan mengambil kucing peliharaannya. Baby. Dia cucu dari si Honey, kucing piaraan Maryam.

Will You be Mother for my Daughter? - 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang