Reno menjauhkan tubuhnya dari Sharen, menatap lekat-lekat istri yang saat ini tengah menangis bersamanya. "Kamu maafin aku?" Tanyanya. Sharen menggeleng."Tidak, belum.."
Oh, ternyata belum.
Reno menundukkan kepalanya tetapi tangan Sharen sudah lebih dulu meraih kembali wajahnya dan merangkumnya dengan kedua tangannya.
"Aku belum memaafkan kamu, tapi aku sedang mencoba untuk mengerti kamu Reno." Jelasnya. Suaranya selembut sutra, menghangatkan hati Reno dan memunculkan berbagai harapan untuknya. Harapan bahwa Sharen akan memaafkannya.
Sharen tidak bisa emosi lagi, berteriak-teriak tidak akan menyelesaikan masalah, mereka hanya akan terus memperkeruh suasana dan menambah lagi masalahnya. Untuk itulah ia mencoba mengendalikan dirinya dan mencoba sebuah peruntungan. Berbicara dengan Reno secara baik-baik. Dengan kepala dingin, bukan dengan emosi.
"Semua mungkin akan lebih mudah kalau kamu berbicara sejak awal, mendiskusikan semuanya padaku dan jujur dengan apa yang kamu rasakan. Tapi nyatanya? Justru sebaliknya. Sekarang aku sudah kecewa sama kamu. Meskipun aku tahu alasan kamu, tapi hati aku sudah terlanjur sakit. Aku harus apa kalau aku tidak bisa membuang jauh rasa kecewaku?"
Reno diam, ya.. ia mengerti. Kecewa itu sudah menyatu dengan Sharen, tidak mudah untuk melepaskannya.
"Aku hanya minta maaf sama kamu Reno.. maafkan aku, selalu berpikir yang macam-macam dan selalu mengungkit tentang niat kamu menikahiku. Maaf, kita baru kenal sebentar, masih terlalu banyak hal yang tidak kita ketahui satu sama lain. Jadi wajar kalau aku selalu meragukan yang satu itu."
"Tapi kamu juga tahu perasaan aku."
"Ya, aku memang tahu. tapi Reno, perasaan seseorang bisa berubah."
Reno tersentak, apa itu artinya bahwa perasaan Sharen sudah berubah untuknya?
"Cinta itu selalu tetap sama Reno, tapi orang berubah, keadaan terkadang merubahnya. Tapi kalau harus jujur, aku tidak. Maaf, tadi aku bilang lebih sulit berpisah dari Haru di banding kamu. Kenyataannya bukan seperti itu, kenyataannya aku juga tidak bisa berpisah dengan kamu.."
"Aku belum pernah, merasa sangat di cintai seperti ini. merasa bahwa kehadiranku benar-benar berharga untuk seseorang, dan kamu sudah membuatku merasakannya. Aku mencintai kamu, dan kamu juga. Kita berdua sama-sama saling mencintai."
Sharen menyunggingkan senyumnya, senyuman pertama nya untuk Reno.
"Tapi Reno, di dunia ini ada beberapa hal yang lebih penting dari cinta. Kita saling mencintai, tapi itu tidak cukup. Buktinya tadi? Kita malah saling berteriak kan? lalu kemana rasa cinta kita yang selalu kita junjung tinggi-tinggi?"
"Menurutku kepercayaan jauh lebih penting. Aku bisa mencintai kamu, itu juga karena aku percaya kamu bisa membahagiakanku dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadapku. Kamu juga begitu kan? kamu bisa mencintaiku juga karena kamu percaya kalau aku bisa menerima Haru dan semua keadaan kamu."
Reno menganggukkan kepalanya. ya, benar sekali. Kepercayaan lebih penting dalam kehidupan mereka.
"Dan sesuatu yang memperkuat kepercayaan adalah kejujuran."
Oh ya, benar sekali. Kenapa Sharen menjadi lebih dewasa darinya dalam menyikapi semua ini?
"Seandainya kamu jujur sejak awal, aku tidak akan kecewa, aku tidak akan menangis, dan kita bisa mencari jalan keluarnya bersama-sama. tidak ada yang tidak bisa kita lakukan selama kita percaya bahwa kita bisa melakukannya by.."
Oh Tuhan.. akhirnya Reno mendengar panggilan itu lagi. sharen kembali memanggilnya dengan panggilan favoritnya, apa hatinya sudah mulai luluh sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You be Mother for my Daughter? - 1
RomanceBagaimana jika aku menjadikanmu satu-satunya wanita dalam hidupku? Bagaimana jika kau juga menjadikanku lelaki satu-satunya dalam hidupmu? Lalu.. Bagaimana jika kita satukan tujuan hidup kita bersama? Bagaimana jika Kita jadikan s...