PART 26 | I Love You, HUBBY!

299K 13.7K 751
                                    


Aku menatap benda yang saat ini tengah ku genggam dengan penuh ke waspadaan, sejak tadi masih belum berubah, masih belum menunjukkan hasil yang akurat dan tanda-tanda kebenaran atas praduga ku.

Reno masih tidur, dan dia tidak akan mencurigaiku yang sudah berdiam lama di kamar mandi.

Ku tengok lagi benda yang ku genggam, dan hasil itu mulai muncul!

Astaga! Dua garis! Ya Tuhan.. aku benar-benar hamil.

Aku menutup mulutku untuk mencegahku berteriak kegirangan karena hasil yang ku dapatkan, dua garis? Benarkah? Dua garis? Itu berarti aku hamil kan? aku hamil? Anak Reno? Ya Tuhaan.. aku sungguh-sungguh hamil?

Oh astagaaa.. Haru akan dapat adik? Aku akan dapat anak? Ya Tuhan..

Aku sungguh-sungguh bahagia! Renooo.. aku ingin memeluknya sekarang juga, mengatakan padanya kalau aku hamil. Oh tapi tidak bisa, sayangnya Reno adalah orang terakhir yang akan aku beritahu.

Sebenarnya memang aku sudah merasakan gejala-gejala kehamilan dari beberapa hari yang lalu. Tamu bulananku tidak hadir, dan tubuhku terasa lemas, yang paling menonjol adalah payudaraku yang sakit ketika di pegang. Dan bodohnya si Reno suamiku malah meremasnya dengan kencang saat kami sedang melakukannya, aku merintih karena kesakitan dan dia malah kembali meremasnya semakin kencang. Oh suamiku yang polos, dia mengira aku menikmatinya. Enak saja, padahal sakit sekali. Tapi aku mencoba menahannya.

Lalu aku mengirimi Ineu, temanku pesan. Mengatakan tentang gejala-gejala yang ku alami dan dia menyuruhku untuk mengetesnya dengan test pack. Dan sekarang, disinilah aku. Melihat hasil test pack ku seraya tersenyum puas.

Hebat sekali suamiku, dia belum mau punya anak lagi tapi benihnya tokcer! Langsung jadi, hahaha

Dan karena aku sudah benar-benar positif hamil, keputusanku untuk membawanya ke dokter kandungan untuk berkonsultasi mengenai kontrasepsi merupakan hal yang sangat tepat!

Ya, ini adalah rencanaku. Sebenarnya mama Maryam, Mushkin, Icha, dan kak Renita yang terus menerus menerorku mengatakan bahwa Reno harus di beri pelajaran, dan siapa sangka otakku benar-benar baik sekali dalam memberinya pelajaran. Tunggu setelah ini hubby sayang, aku akan menunjukkan padamu bahwa kau tidak boleh selalu seenaknya padaku, ups.. terdengar kejam sekali.


*******


Menuju siang, kami sampai di Rumah Sakit tempat temanku bekerja. Ineu! Aku sudah mengiriminya pesan dan kurang lebih sudah mengutarakan niatku padanya, beruntung sekali dia juga mendukungku. Ah, enaknya punya banyak relasi.

Reno sedang mengisi formulir pendaftaranku, padahal sebenarnya tidak usah di isi lagi karena aku sudah terdaftar di rumah sakit ini, tapi Reno tidak tahu. jadi biarkan saja dia mengisinya, toh aku sudah mengirimi Anita―bagian pendaftaran di rumah sakit ini untuk tidak mengatakan pada Reno bahwa aku sudah terdaftar. Nanti Reno bisa curiga kalau begini.

Rumah sakit ini merupakan rumah sakit ibu dan anak dimana yang akan kau temukan sepanjang mata memandang adalah ibu hamil dan ibu yang menggendong bayinya. Aku tersenyum sekilas, membayangkan kalau aku berada di posisi mereka dan Reno akan mengantarku kemana saja.

Bagaimana ya ketika aku hamil tua nanti? Sedang tidak hamil saja Reno selalu bolos ke kantor, apa ketika aku hamil dia pensiun dari kantor? Hahaha kalau begitu aku akan menjadi istri yang tidak mendidik. Tapi tidak apa-apa juga sih, Reno kan pemiliknya. Orang kaya mah bebaaas!

Aku mencium parfum yang dikenakan Reno semakin dekat, dengan cepat aku merubah ekspresiku. Memasang tatapan seorang istri yang merindukan anak dan sangat menginginkan anak ketika aku melihat sekitar sini.

Will You be Mother for my Daughter? - 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang