PART 19 | SORRY

293K 15.5K 694
                                    


Reno diam termenung diatas ranjang seraya memijat pelipisnya. Sharen mengunci dirinya di ruangan itu sekalipun Reno berteriak-teriak memanggil namanya. Haru masih tertidur dengan pulas, ketika ia masuk anaknya sangat damai dalam tidurnya. Reno sempat memperhatikan seluruh tubuh Haru tetapi tidak ada luka sedikit pun di tubuhnya, berbeda dengan Sharen yang sampai mengucurkan darah pada keningnya. Reno khawatir, sangat khawatir dan ia takut sesuatu terjadi pada Sharen, tetapi istrinya itu sudah mengunci pintunya begitu cepat, membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.

Selain terdiam merenungi kesalahannya.

Menyesali ucapannya.

Dan merutuki seluruh perbuatannya.

Maryam masuk dengan tergesa-gesa ke dalam kamar, menatapi Reno dengan keningnya yang mengkerut.

"Kamu udah pulang?" Tanya Maryam. Reno hanya menganggukkan kepalanya.

"Mana Sharen?" Maryam menelusuri setiap sudut kamar Reno, mencari-cari kehadiran Sharen tetapi tak ia dapatkan. Dimana menantunya yang sedang terluka parah?

"Sharen di kamar sebelah." Reno menjawabnya dengan sekilas.

"Barusan mama kesana, tapi dikunci!"

"Justru itu mama! Sharen masuk kesana dan dia mengunci pintunya! Reno juga gak bisa masuk." Reno menjambak rambutnya kasar, ekspresinya terlihat begitu frustasi sehingga membuat Maryam menatapnya penuh selidik.

"Adzanul Ilham! Jangan bilang kamu marahin Sharen?" Tanya Maryam perlahan. Reno semakin kencang menjambak rambutnya.

"Reno memang marahin Sharen ma, Reno bahkan membentak dia. Sharen sampai menangis, tapi Reno tetap membentaknya."

"APAAA?!!!" ada sebuah rasa bersalah yang berkumpul pada diri Reno begitu ibunya berteriak tak percaya atas apa yang dilakukannya pada Sharen.

"Ya ampun Reno, yang harus kamu marahin itu bukan Sharen! Tapi supir Truk itu!" Reno mendongakkan kepalanya, supir truk?

"Supir Truk ceroboh itu, yang harusnya kamu marahi. Dia penyebab semuanya."

"Tadi mama suruh Sharen untuk ke pos satpam kasih jatah bulanan, kata Adnan Haru keukeuh nangis mau ikut sama Sharen padahal Sharen udah larang, dia tahu kamu gak ijinin dia bawa Haru naik motor. Makannya dia gak mau ajak Haru, tapi gimana lagi. anaknya sudah nangis-nangis."

Reno terdiam sejenak mendengar penjelasan dari ibunya. Ya, kalau Haru sudah menangis. Siapapun pasti akan membawanya, apalagi Sharen.

"Perginya baik-baik aja kok Ren, pulangnya juga. Mereka jatoh di depan rumah banget. Ada truk yang parkir di depan, Sharen maju tiba-tiba pintu truk nya terbuka. Kata yang liat sih Sharen langsung lepas stang motornya dan langsung meluk Haru. kepalanya terbentur pintu truk dan tubuhnya terlempar jauh. Mama udah mau bawa dia ke rumah sakit, tapi dia panik dan bilang mau nunggu kamu dulu."

Dada Reno rasanya seperti diserang berjuta-juta tombak tajam dengan begitu keras. Sakit sekali, sakit mendengar penjelasan dari ibunya yang justru berbanding terbalik dengan apa yang dia tuduhkan pada Sharen.

Dia sudah membentak Sharen, menuduh Sharen karena istrinya tak bisa mengurus Haru dengan benar, padahal justru istrinya melawan bahaya demi melindungi anaknya. Lukanya harus ditangani dengan cepat, tetapi istrinya bersikeras untuk menunggunya pulang dan begitu pulang, ia malah meludahi istrinya? Bagus Reno, kau seperti bukan manusia saja.

Kalau terjadi sesuatu dan kau kehilangan istrimu lagi, memangnya kau mau?

Reno menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Mengusir pikirannya mengenai hal itu. Tidak, dia tidak akan pernah mau mengalaminya lagi. semua hal itu sangat menyeramkan, tidak. Ia tidak mau, ia sudah begitu nyaman hidup bersama Sharen dan ia tidak mau kalau ia harus kembali hidup sendiri lagi. kali ini ia tidak yakin kalau ia bisa menghadapinya.

Will You be Mother for my Daughter? - 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang