"Jadi, kamu udah baikan sama si Ilham?" Maryam menyenggol pelan bahu Sharen yang tengah memasak bersamanya di dapur. Tadi pagi Reno mengantarnya kesini dengan membawa tas besar berisi pakaian mereka. Menurut yang dikatakan oleh Reno, mereka akan menginap untuk beberapa hari. Sekarang Sharen tahu, Ilham adalah nama panggilan Reno yang selalu di ucapkan oleh orang sekitarnya ketika mereka marah. Jadi ia juga bisa memanggilnya dengan sebutan Ilham? Tapi Sharen lebih suka memanggilnya Bapak! panggilan itu akan membuat Reno berprotes padanya.
"Hmm.. i..iya ma.." Ada semburat merah muncul dari pipinya, mengingat semalam ia tidur saling berpelukan dengan Reno. Sebenarnya ia sedikit ragu sih,apa mereka sudah benar-benar berbaikan? Tadi pagi ketika bangun tidur, mereka bersikap seperti biasanya, bahkan sempat berciuman sebentar sebelum Reno berlari ke kamar mandi karena terlambat bekerja. Hatinya juga sudah cukup senang.
"Whoaaa.. kalian, ehem! Jangan bilang kalian tidurnya saling memunggungi! Yang satu memunggungi kasur dan yang satu memunggungi langit-langit kamar!" Maryam sedikit bersorak dalam suaranya, sementara Sharen masih memikirkan apa kata ibu mertuanya. Yang satu.. memunggungi ranjang, yang satu memunggungi langit-langit? Astagaaa... pipi Sharen merona seketika.
"Mamaa.." Pipinya terasa panas, dan rona merahnya semakin jelas di pipinya.
"Duh, pengantin baru. Gak usah malu-malu begitu Sharen. mama juga dulu begitu sama papa, memang kalau ribut-ribut, obat ampuhnya ya ranjang!" Maryam tertawa di sela ucapannya, membuat Sharen semakin malu karena di goda oleh mertuanya.
"Gak kok ma, kita belum sejauh itu.." Sharen tersenyum, masih menahan malunya tetapi ia sembunyikan semampunya.
"APA? MAKSUD KAMU?"
"Sharen lagi menstruasi ma.." Jawab Sharen sekilas. Maryam menepuk keningnya cukup keras.
"Timingnya tidak tepat, oh nooo.." Sharen mengerutkan keningnya. Maksudnya?
"Bingung ya sayang? Maaf ya, mama suka aneh." Maryam mengusap lembut kepala Sharen. meminta menantunya untuk memaklumi sikap anehnya yang sudah menjadi bawaannya sejak lahir.
"Tapi syukur deh, terimakasih ya.. kamu sudah mau memaafkan Reno. Maaf kalau dia seperti itu sama kamu, kayaknya dia sedikit bingung juga, si Reno memang keliatan belingsatan sendiri Sharen. padahal dulu sama Nova gak begitu." Sharen menghentikan kegiatannya, terdiam begitu mendengar nama Nova disebut.
"Mama sih agak nyesel, anak mama yang ganteng itu kegantengan dan kekayaannya ga berguna sama sekali. Dia mengalami keadaan belingsatan kayak begini di usia nya yang udah mau tua. Duh, nasib.. si Reno paling buruk nasibnya. Udah ga pernah pacaran karena so pinter so rajin. Duh, masa muda si Reno mah gak berharga, gak punya kenangan yang indah. Ya ampun anak mamaaa.. oh kasian dia."
Sharen diam seraya menahan tawanya ketika mendengar Maryam membicarakan Reno. Jadi, Reno dulu belum pernah berpacaran ? oh tidak, laki-laki macam apa yang tidak berpacaran di usia muda.
Macam Reno tentunya Sharen! suamimu melakukannya!
"Jadi, Sharen itu wanita kedua ya ma? Setelah mbak nova?" Sharen bertanya dengan polos, membuat Maryam menghentikan ucapannya dan merubah ekspresi wajahnya, menjadi lebih murung dari tadi.
"Reno itu, dulu di jodohkan sama Nova sayang.. dia baru kenal Nova ketika pesta pertunangannya. Mereka menikah murni karena perjanjian dua keluarga."
"APA?"
********
"Jadi katakan pada gue usaha lo dalam mencairkan gunung es, apa berhasil?" Mushkin duduk di atas meja dengan segelas kopi di tangannya. Mulutnya sibuk meniup-niup kopinya sementara matanya sibuk memperhatikan Reno yang tengah duduk seraya menyentuh dagunya dengan lembut. tampak sedang berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You be Mother for my Daughter? - 1
RomanceBagaimana jika aku menjadikanmu satu-satunya wanita dalam hidupku? Bagaimana jika kau juga menjadikanku lelaki satu-satunya dalam hidupmu? Lalu.. Bagaimana jika kita satukan tujuan hidup kita bersama? Bagaimana jika Kita jadikan s...