Yakin?

6 8 0
                                    

Cahaya di sekeliling Isabelle berkedip-kedip, menciptakan suasana tegang yang penuh dengan ketidakpastian. Suara Anita semakin nyaring, berusaha menyusup ke dalam pikiran Isabelle. "Kau pikir bisa mengusirku? Aku adalah bagian dari dirimu. Aku akan selalu ada di sini!"

"Isabelle, fokuslah!" Ustadz Adam berseru, suaranya tegas dan berusaha memberikan semangat. "Ingat semua cinta yang kau terima, semua kenangan indah yang kau miliki. Itu lebih kuat daripada kegelapan yang ingin mengendalikanmu!"

Isabelle menutup mata, berusaha meresapi kata-kata Adam. Dia mengingat momen-momen bahagia: tawa bersama teman-temannya, saat-saat menghabiskan waktu bersama Abian, bahkan kenangan indah ketika dia menyanyi di panggung. Semua itu mulai menyatu dalam dirinya, menciptakan kekuatan baru.

"Anita, aku tidak akan membiarkanmu menguasai pikiranku!" Isabelle berteriak, suaranya mengandung keberanian. "Aku memiliki hidupku sendiri! Aku adalah Isabelle, dan aku tidak lagi takut padamu!"

Cahaya dari lilin semakin cerah, dan Isabelle merasakan energi baru mengalir dalam dirinya. Dia berdiri tegak, menantang bayangan gelap yang menyelubungi ruangan. "Hentikan semua ini, atau aku akan mengusirmu selamanya!"

Suara Anita mulai bergetar, terkesan tidak nyaman. "Kau tidak bisa melakukannya, Isabelle! Kau terlalu lemah untuk menghadapi semua ini! Ingatlah betapa sakitnya semua yang kau alami!"

Isabelle merasa amarahnya bangkit. "Ya, aku menderita, tapi itu tidak membuatku lemah! Aku belajar dari semua itu! Aku tidak akan menjadi korbannya lagi!"

Dengan penuh semangat, Isabelle mengangkat tangannya, mengarahkan cahaya ke arah bayangan Anita. "Kau tidak memiliki kekuatan lagi! Pergilah, atau aku akan menghancurkan ikatan ini!"

Anita tertawa sinis, tetapi suaranya mulai goyah. "Kau pikir bisa menghancurkanku? Aku akan selalu ada dalam dirimu. Aku adalah rasa sakitmu!"

"Aku akan menghapus rasa sakit itu!" Isabelle berteriak, meneruskan cahaya yang dia miliki. "Cintaku, harapanku, dan semua yang aku jalani akan menghancurkanmu!"

Dalam sekejap, cahaya itu meledak, menyebar ke seluruh ruangan. Suara Anita berteriak dalam kemarahan saat bayangan itu berusaha melawan, tetapi semakin lama semakin pudar. "Tidak! Kau tidak bisa melakukan ini!"

Saat cahaya memancar lebih kuat, Isabelle merasakan kelegaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. "Ini adalah hidupku! Dan aku memilih untuk hidup tanpa bayangan gelapmu!"

Akhirnya, dalam ledakan cahaya yang memukau, bayangan Anita mulai menghilang, suara teriakan terakhirnya tenggelam dalam gelombang cahaya. "Isabelle!!!"

Ketika kegelapan itu sirna, Isabelle jatuh ke tanah, napasnya terengah-engah. Dia merasa lelah, tetapi hatinya terasa ringan. Ustadz Adam berlari menghampirinya, mengangkatnya dalam pelukan. "Kau berhasil! Kau melakukannya, Isabelle!"

Isabelle tersenyum lemah, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Aku merasa... bebas."

Sheikh Umar menghampiri mereka, senyumnya menunjukkan kebanggaan. "Sekarang, Isabelle, ingatlah bahwa perjalananmu tidak akan pernah berakhir. Anita mungkin pergi, tetapi kau harus terus berjuang untuk dirimu sendiri."

Isabelle mengangguk, merasakan harapan baru di dalam hatinya. "Aku akan berjuang. Aku tidak akan membiarkan rasa sakit itu mengendalikan hidupku lagi."

Namun, di kedalaman pikirannya, bisikan kecil masih terdengar. "Apakah benar kau bisa melakukannya? Apakah kau yakin tidak akan ada bayangan lain yang datang menghampirimu?"

Whispers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang