Kau Pantas Mati!!

59 31 4
                                    

Isabelle berdiri di hadapan cermin untuk merenungi apa yang sebenernya terjadi kepada dirinya dia terus menatap cermin tersebut dengan perasaan yang tak karuan.Bi Asih datang membuka pintu dia membawakan Isabelle roti slay coklat kesukaannya serta susu strawberry.

"Non di makan yah roti nya,non belum makan dari kemarin, ini juga bibi bawakan non Isabelle susu strawberry kesukaan non di habiskan ya non"Ucap bi Asih

Isabelle hanya diam tak bergeming dia seperti mayat hidup saat ini, tatapan mata yang kosong, muka yang pucat serta rambut yang berantakan.

"Bibi kembali ke dapur ya non, jangan lupa di habiskan"Bi Asih kemudian pergi melangkahkan kaki keluar dari ruangan yang sunyi itu.

Isabelle kembali bersenandung"hmmhmhmmm"dengan memainkan helaian rambut nya, dia berjalan ke arah roti dan susu yang di letakan bi Asih di atas meja.Kemudian dia mengangkat gelas susu tersebut dia meminum susu itu hingga habis tak tersisa.Tak hanya meminum susu tersebut Isabelle bahkan menggigit dan mengunyah gelas kaca yang sedang ia pegang, sekarang mulut Isabelle penuh dengan serpihan gelas bahkan mulutnya di penuhi oleh darah segar, Tak hanya itu Isabelle bahkan menggoreskan serpihan gelas tersebut ke pergelangan tangan nya.

Ryder kembali dari rumah sakit dia memasuki rumah dan bertanya kepada bi Asih.

"Bi dimana Isabelle apa dia sudah makan hari ini"tanya nya

"Sudah bibi antarkan susu dan roti kesukaannya,semoga non Isabelle memakannya"Ucap Bi Asih

"Bagaimana keadaan ibu den?"

"Ibu baik baik saja bi, dia hanya perlu  istirahat untuk beberapa saat" Ucap Ryder

"Syukurlah Jika begitu"

"Ryder  naik dulu bi, untuk melihat keadaan Isabelle"Ryder kemudian berjalan menaiki tangga, sebenarnya dia agak sedikit ragu, dia mempunyai firasat bahwa adik nya akan melakukan hal buruk kembali, jadi dia bergegas untuk melihat keadaan adik semata wayangnya tersebut.

Betapa terkejut nya Ryder melihat adik nya yang sedang bersenandung dengan bersimbah darah, Isabelle terus menggosokkan serpihan kaca ke pergelangan tangan nya.Dia berbalik dan tersenyum lebar ke arah Ryder dengan mulut yang sudah bersimbah darah.

"Apa kau ingin mencobanya"Ucap Isabelle dengan menyodorkan serpihan gelas kepada sang kakak.

Ryder syok dia bahkan sempat tak bisa berkata kata dengan perbuatan adik semata wayang nya itu.

"ISABELLE APA KAU SUDAH GILAA!!!!??"
"STOP ISABELLE, STOPPP" ucap Ryder menenangkan, kemudian Isabelle datang mendekati sang kakak dengan tangan yang terus memegang serpihan gelas.

"STOPP ISABELLE BERHENTI JANGAN MENDEKAT"
Isabelle tetap melangkah perlahan dia tidak menghiraukan teriakan sang kakak, Isabelle mendekat, terus mendekat hingga akhirnya mereka begitu dekat.Bahkan Ryder bisa merasakan nafas Isabelle yang tenang.

"Apa kau ingin mati??"Lirih Isabelle dengan tatapan mata tajam serta senyuman yang lebar.

"Isabelle tenang, tenang, aku Ryder abang mu"Ucap Ryder

"Hahhaa kau  bukan abang ku, kau hanya bagian dari iblis iblis lemah itu!!"Teriak Isabelle

"Kau tidak menyayangi ku,kau hanya merasa iba padaku"Lirih Isabelle kemudian terisak dan membuat pelupuk matanya penuh dengan bulir bulir air mata.

"Aku menyayangi, ibu, ayah, bahkan bi Asih menyayangi Isabelle"

"Kau berbohong, Kau berbohong, YA KAU BERBOHONG"Ucapnya

"Kau ingin aku mati kan, kau tidak suka padaku kan, kau munafik RYDER"Pekiknya

"Aku membencimu, AKU MEMBENCIMU, aku membencimu"Isabelle berkata lirih sebelum akhirnya dia pingsan di dalam dekapan sang kakak karna terlalu banyak mengeluarkan darah, akhirnya Ryder membawa tubuh kecil adiknya untuk pergi ke rumah sakit.


Whispers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang