Whispers (End)

Paksaan

Saat itu tepat enam bulan sebelum pernikahan ayah dan ibu Isabelle, di sebuah ruangan yang bernuansa serba putih terdapat keluarga yang sedang berkumpul, tampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu.

"Berani sekali kamu menikahi jalang seperti dia" Hardik sang ayah
"Tapi yah Anita bukan jalang" ucap ayah Isabelle mencoba membela sang istri
"Berani sekali kamu membela wanita sialan itu di depan ku"
"Ayah tidak mau tahu, kau harus segera menceraikan dia, kau harus segera menikah dengan anak temen ayah" ucap sang ayah
"Ayah, ayah gabisa seenaknya dong, aku sudah menuruti semua perintah ayah"
"Kali ini saja aku mohon, ayah terima keputusan ku" ucap nya memohon
"Jangan harap ayah akan merestui hubungan mu dengan wanita seperti dia, sampai mati pun ayah tidak akan sudi" cicit sang ayah
"Tapi yah"
"Tidak usah tapi tapi, turuti perintah ayah atau kau tidak perlu repot-repot mengakui ku sebagai ayah mu" ucap nya kemudian pergi melangkahkan kaki meninggal sang putra yang kini mulai terisak.
Sang ibu mendekat untuk mencoba menangkan sang putra sulung nya itu.
"Sudah, kau tahu ayahmu, jika ia sudah berkata tidak, maka itu tidak akan pernah terjadi" ucap nya dengan mengusap usap lembut punggung sang putra
"Ibu tahu kamu sangat mencintai Anita, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan, kita hanya bisa menerima kenyataan"
"Tapi ayah egois bu, dia tidak memikirkan perasaan ku, yang ia pikirkan hanya kekayaan dan bisnis, aku bukan mesin penghasil uang yang tidak berperasaan, aku manusia bu, aku ingin bersama dengan orang yang aku cintai" ucap nya terisak.
"Ibu mengerti nak, tapi kita tidak bisa melawan kehendak ayah mu"
Kemudian ia membawa sang putra ke dalam dekapannya untuk sedikit menenangkan.

Di sebuah rumah yang terbilang sangat  sederhana terdapat seorang wanita yang sangat bahagia, mungkin saat itu ia adalah wanita yang paling berbahagia di dunia.
Ia adalah Anita seorang perempuan dengan rambut terurai, mata yang indah, serta hidung mancung, ia sedang meloncat loncat kegirangan dengan memegang sebuah alat tes kehamilan, ia sangat bahagian karna baru saja ia melaksanakan pernikahan tiga bulan lalu, kini ia dan suaminya sudah di berikan kepercayaan oleh tuhan untuk segera menggendong seorang anak.

Ia berharap keluarga suaminya dapat menerimanya karna kini ia sudah dapat memberikan mereka seorang cucu. Anita berencana memberikan kejutan kepada sang suami ketika ia pulang bekerja, ia berharap sang suami akan bahagia karena ini yang mereka harapkan sejak menikah, mereka ingin segera di karuniai keturunan, karena mereka berpikir mungkin saja jika mereka dapat memberikan seorang cucu mertua nya akan merestui hubungan mereka.

Tanpa ia sadari justru kini hubungan nya sedang di ujung tanduk, mertua nya sudah merencanakan pernikahan untuk suami nya agar cepat menikah dengan wanita pilihan ayah nya, Anita sebenarnya sangat ragu untuk menikah dengan suaminya, ia sadar diri bahwa ia hanya seorang orang miskin, ia adalah anak yatim piatu, dan tidak berpendidikan tinggi seperti wanita yang selama ini di jodohkan dengan suaminya, namun ia percaya bahwa suaminya akan terus berusaha menolak hingga mertua nya merestui hubungan mereka berdua.