Bab 1. Eksplorasi dalam Kegelapan

1.4K 26 0
                                    

Hana dan Raka telah bertunangan selama enam bulan. Raka adalah sosok yang perhatian, selalu mendukung Hana dalam setiap langkah hidupnya. Mereka merencanakan pernikahan yang akan dilaksanakan dalam waktu seminggu. Semua persiapan sudah dilakukan, dan Hana merasa bahagia sekaligus bersemangat.

Suatu sore, Hana memutuskan untuk berjalan-jalan sendirian di gang dekat rumahnya. Dia suka menikmati suasana tenang sebelum hari besar mereka tiba. Namun, saat dia melangkah lebih jauh, suasana tenang itu tiba-tiba terganggu.

Hana melangkah ke dalam gang sepi yang biasanya ramai. Dia memandangi pohon-pohon yang menjulang di sisi jalan. Namun, suasana mendung tiba-tiba menyelimuti perasaannya. Tiba-tiba, terdengar suara berat di belakangnya.

“Hey, cantik. Mau kemana?” Seorang pria berotot dan tampak seram muncul di belakangnya.

Hana berusaha untuk tetap tenang, tetapi dia merasa ketakutan. “Maaf, saya sedang terburu-buru,” jawabnya sambil mempercepat langkahnya.

Pria itu tidak menyerah. “Ayo, jangan takut. Aku hanya ingin berbicara.”

Hana terus berjalan, berusaha mengabaikan pria tersebut. Namun, pria itu semakin mendekat dan mulai menggoda. “Kamu tidak perlu takut. Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat.”

Ketika Hana berlari, dia merasakan napas pria itu semakin dekat. “Berhenti! Kenapa kamu lari? Kita kan baru mulai mengenal satu sama lain!”

Hana menoleh ke belakang dan melihat pria itu semakin mendekat. Dia berlari sekuat tenaga, berusaha menjauh darinya. Namun, saat dia hendak menyebrang jalan, sebuah mobil melaju kencang dari arah kanan.

“Ahhh!” Hana berteriak ketika melihat mobil itu. Dalam sekejap, pria cabul itu berusaha menghentikan Hana, tetapi dia tidak sempat.

Suara keras terdengar saat mobil menabrak pria itu. Hana terjatuh di trotoar, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dia melihat pria itu tergeletak di jalan dengan darah mengalir, tubuhnya kaku.

“Tidak!” teriaknya, merasakan campuran antara lega dan rasa bersalah. Dalam hitungan menit, kerumunan orang mulai berdatangan, tetapi Hana tidak bisa beranjak. Dia hanya bisa terdiam, memikirkan kejadian itu.

Tiga hari berlalu sejak kecelakaan itu. Hana berusaha melanjutkan hidupnya, tetapi bayangan pria cabul itu terus menghantuinya. Suatu malam, saat Hana sedang bersiap untuk tidur, dia merasakan ada sesuatu yang aneh di kamarnya.

“Siapa yang di sini?” tanya Hana dengan suara bergetar. Tidak ada jawaban. Hanya keheningan yang menjawabnya.

Tiba-tiba, dia merasakan suhu di ruangan turun. Sesuatu terasa menjalar di punggungnya, membuatnya merinding. Dalam sekejap, dia merasakan kekuatan asing memasuki tubuhnya.

Hana terjatuh ke lantai, matanya membelalak. Dalam pikirannya, suara pria itu bergema. “Akhirnya, aku bisa merasakannya. Tidak akan kubiarkan ini berakhir di sini.”

Hana berjuang melawan kekuatan tersebut. “Siapa kamu? Apa yang kau inginkan dariku?” tanyanya.

“Tunggu saja. Aku akan membuatmu merasakan semua hal yang belum sempat kita lakukan,” jawab suara itu, disertai dengan tawa yang menggema di kepalanya.

Hana merasakan tubuhnya mulai bergerak sendiri, seolah ada kekuatan yang mengendalikan setiap gerakannya. Dia melihat bayangannya di cermin, wajahnya tampak berbeda. Terdapat seringai mesum yang tidak seharusnya ada di wajahnya.

Saat Hana mengamati kamarnya, suara itu mulai mengeksplorasi pikirannya. “Kamu memiliki semua yang aku inginkan. Mari kita ubah sedikit.”

Dia merasakan keinginan untuk menjelajahi koleksi pakaian di lemari. Kekuatan itu mendorongnya untuk mengenakan gaun-gaun yang selama ini disimpan untuk pernikahan.

“Kenapa kamu menyimpan semua ini? Kamu harus menampilkannya!” suara itu berbisik.

Hana merasa terjebak dalam pertempuran antara pikirannya dan kekuatan jahat itu. Dia tidak tahu berapa lama dia bisa bertahan.

Hana berusaha melawan, berdoa agar Raka bisa merasakan ada yang salah. “Raka, tolong! Aku butuh bantuan!” serunya dalam hati. Saat ini, Raka tidak menyadarinya.

“Tenanglah. Kita akan bersenang-senang bersama,” suara itu menenangkan.

Hana merasakan perubahan dalam dirinya. Dia tidak lagi mengenali siapa dirinya yang sebenarnya. Dia mulai terbawa oleh keinginan dan ambisi yang bukan miliknya.

Pria Cabul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang