Bab 22. Penculikan Tuan Besar Lim

177 7 2
                                    

Suasana di rumah keluarga Lim terasa lebih berat dan suram daripada biasanya. Para pelayan, staf, dan karyawan rumah tampak berjalan dengan kepala tertunduk, berusaha tidak mencuri perhatian. Beberapa hari terakhir ini, mereka semua menyadari perubahan drastis pada Vivi, nona muda yang dulu dikenal manis dan sopan. Kini, Vivi sering berucap kasar, mudah marah, dan tak segan-segan menegur atau bahkan memarahi mereka tanpa alasan yang jelas.

Namun, pagi ini, perubahan penampilan Vivi membuat semua orang semakin terkejut. Jaket kulit lusuh, tanktop hitam minim, celana jeans robek yang dilengkapi dengan rantai logam, serta rambut pendek acak-acakan dan penuh tindikan serta tato menambah kesan liar yang jauh dari imej gadis anggun yang dulu mereka kenal. Siapa pun yang melihatnya langsung merasakan aura intimidasi yang kuat. Para pelayan bahkan saling bertukar pandang saat Vivi melintas di ruang tengah, tetapi tak satu pun berani berbicara. Ada sesuatu yang menahan mereka untuk mengusik sosok gadis yang kini terlihat seperti asing di rumahnya sendiri.

Di sudut rumah, Yusuf, sang bodyguard yang setia, memperhatikan situasi ini dengan rasa khawatir yang semakin membuncah. Sebagai orang kepercayaan keluarga Lim, Yusuf sudah melihat banyak hal selama bertahun-tahun bekerja di sana. Namun, kondisi yang memburuk dalam beberapa hari terakhir membuatnya merasa ada sesuatu yang sangat salah. Vivi, yang biasanya tidak pernah kasar, berubah menjadi sosok yang penuh amarah dan dendam. Budi Lim, sang ayah, jarang pulang dan tampak tertekan, sementara Veronica Lim, sang nyonya rumah, sering terlihat murung dan kini lebih sering diam.

Sore itu, Yusuf melangkah cepat menyusuri koridor, mencari Veronica. Ketika sampai di depan kamar Vivi, dia tertegun. Pintu kamar sedikit terbuka dan dari dalam, dia melihat nyonya Lim terbaring tak sadarkan diri di lantai. Yusuf terkejut, langsung berlari masuk.

"Nyonya!" Yusuf berteriak sambil memeriksa denyut nadinya. Veronica masih hidup, namun kondisinya lemah. Wajahnya tampak pucat, menunjukkan tanda-tanda syok berat.

Dengan sigap, Yusuf mengangkat Veronica, membawanya ke ruang keluarga. Dia memanggil seorang pelayan untuk memanggil dokter. Yusuf menunggu dengan cemas, pikirannya terus memikirkan apa yang telah terjadi di dalam kamar Vivi. Dia mengenal Vivi sejak kecil, tetapi apa yang dilihatnya dalam beberapa hari terakhir membuatnya ragu apakah itu benar-benar Vivi.

Dokter keluarga Lim tiba tak lama kemudian dan segera memeriksa Veronica yang terbaring di sofa.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Yusuf khawatir.

Dokter menghela napas panjang setelah selesai memeriksa. "Syok berat. Sepertinya dia mengalami tekanan emosional yang cukup besar. Berikan dia waktu untuk istirahat, dan hindari memberikan tekanan lebih."

Yusuf mengangguk pelan, meskipun dalam pikirannya ada berbagai pertanyaan yang mendesak ingin keluar. Apa yang sebenarnya terjadi di kamar Vivi tadi? Mengapa nyonya Lim bisa pingsan begitu saja? Mungkinkah penampilan baru Vivi ada hubungannya dengan ini? Yusuf tak bisa berhenti memikirkan kemungkinan tersebut, tapi belum ada bukti yang jelas.

Setelah memastikan Veronica dalam pengawasan dokter, Yusuf berdiri di depan pintu kamar Vivi, mencoba mendengar lebih banyak. Di dalam kamar, terdengar suara Vivi berbicara di telepon. Rasa curiganya semakin kuat, tetapi dia tetap tidak bergerak, hanya mendengarkan dari luar.

---

Di dalam kamar, Anton, yang mengendalikan tubuh Vivi, menyeringai puas setelah melihat Veronica pingsan. Itu adalah langkah kecil, tetapi sangat memuaskan. Dia duduk di kursi depan cermin, merapikan tindikan di hidung dan bibirnya sambil menatap pantulan wajah barunya dengan penuh kebanggaan. Penampilannya kini benar-benar mencerminkan siapa dia sebenarnya.

Vivi-atau Anton-mengangkat ponselnya dan menghubungi Roy. Suaranya terdengar dingin dan terencana.

"Roy, ini aku," katanya. "Semua sudah berjalan sesuai rencana. Sekarang, kita lanjutkan ke tahap berikutnya."

Pria Cabul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang