Epilog

315 13 2
                                    

Kilas Balik...

Beberapa minggu sebelum insiden pengusiran roh Anton, di kediaman keluarga Lim, suasana begitu tegang. Anton, yang saat itu masih bersemayam dalam tubuh Vivi Lim, duduk di ruang tamu, menatap serius ke arah Arya yang tampak gugup.

Anton dalam tubuh Vivi membuka percakapan dengan nada tegas, “Arya, Gue mau ngomong sama Lo. Ada sesuatu yang harus Lo tau.” Vivi, atau tepatnya Anton, menatap Arya dengan tatapan tajam.

Arya menelan ludah, kebingungan dan cemas. "Ada apa, Bos?

Anton tersenyum tipis, senyuman yang tidak cocok untuk wajah seorang wanita seperti Vivi. "Gue bukan Vivi, Arya. Gue adalah Anton Sukarya." Seorang ketua geng Mafia yang tewas dan jiwanya berpindah kedalam tubuh gadis ini."

Mendengar itu, Arya terkejut dan tergelak kecil, tidak yakin apakah ini lelucon atau halusinasi. "Anton Sukarya? Ketua mafia yang tewas beberapa bulan lalu? Jangan bercanda, Bos."
Dengan wawasan luas Arya, tidak mungkin dia tidak mengenali sosok kuat didunia gelap bernama Anton Sukarya.

Anton mendengus, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. “Ini bukan lelucon, Arya. Gue adalah Anton, yang mati dalam kecelakaan sialan itu. Gue tewas ketika sedang mengejar seorang gadis. Tubuh gue hancur, tapi jiwa nya... Enggak. Dan sekarang, Gue ada di sini, dalam tubuh putri keluarga Lim yang manis ini."

Arya duduk terpaku, mulutnya setengah terbuka. Dia teringat berita yang tersebar di seluruh kota beberapa bulan yang lalu—Anton, ketua mafia yang ditakuti, tewas dalam kecelakaan mengenaskan setelah tertabrak mobil. Tubuhnya rusak parah, tapi kini, hal yang mustahil terjadi di hadapannya. Arya mencoba mencerna semua ini.

“Kau… kau benar-benar Anton?” tanya Arya ragu, meskipun hatinya sudah mulai percaya. Ada sesuatu yang berbeda dengan Vivi sejak kejadian itu, dan sekarang semuanya masuk akal.

Anton mengangguk. "Ya, gue sekarang butuh bantuan Lo buat lanjutin rencana yang gue bangun. Gue nggak bisa berada dalam tubuh ini terlalu lama."

Arya menatap Anton dengan lebih serius, meski tetap ada keraguan di matanya. “Tapi bagaimana? Bagaimana bisa ini terjadi?”

Anton kemudian mulai menceritakan mimpi aneh yang dialaminya beberapa malam lalu. Dalam mimpi itu, ia bertemu dengan sosok gelap dan misterius, entitas yang kuat namun tampak terbelenggu. Sosok itu memberitahukan Anton bahwa kekuatannya belum pulih sepenuhnya dan ia membutuhkan bantuan Anton untuk mengumpulkan kekuatan dengan cara menjerumuskan orang-orang di sekitarnya ke dalam kehancuran dan keputusasaan. Sosok tersebut juga mengingatkan Anton bahwa waktunya di tubuh Vivi hampir habis, dan jika dia ingin tetap hidup di dunia ini, dia perlu melakukan ritual penyegelan roh.

“Gue dikasih tau oleh sosok itu kalo sebenernya gue bisa menyelamatkan jiwa gue dengan cara menyegelnya dalam botol kaca, untuk penyelamatan darurat. Dan gue bakal ngajarin Lo cara melakukannya,” ujar Anton sambil mengamati ekspresi Arya.

“Ritual penyegelan roh?” Arya mengernyit, mencoba memahami apa yang dimaksud Anton. "Kau benar-benar bisa melakukan itu?"

Anton mengangguk lagi. “Ya. Ini satu-satunya cara agar gue tetap bisa berpindah-pindah tubuh saat dibutuhkan.

Arya merenung sejenak. Meskipun sulit dipercaya, dia tahu bahwa apa yang dikatakan Anton masuk akal. Vivi, putri keluarga Lim, mengalami perubahan yang drastis sejak beberapa waktu lalu. Dia jadi lebih dingin, lebih licik. Dan sekarang, semua perubahan itu tampaknya punya penjelasan.

Anton menatap Arya dengan tatapan yang lebih dalam. “Gue tau Lo suka Alya,” ucap Anton tiba-tiba.

Arya langsung terperanjat. "Apa?"

Anton tersenyum penuh makna. "Gue bisa liat. Lo nggak bisa mendekati Alya karena dia terlalu angkuh dan kuat, bukan? Tapi... Gue bisa kasih Lo kesempatan."

Arya terdiam, malu dan terkejut karena rahasianya diketahui. Dia memang sudah lama memendam rasa pada Alya, partner kerjanya. Namun, dengan sikap Alya yang sombong dan tangguh, Arya tidak pernah memiliki keberanian untuk mendekatinya. Ia hanya bisa memendam rasa dalam diam, tanpa pernah bertindak.

“Lo bantu Gue menyelesaikan misi ini,” lanjut Anton, “dan Gue akan kasih apa yang Lo mau. Jika ini berhasil, Lo bakalan bisa nikmati tubuh Alya. Sepuas hati.”

Arya terperangah. Tawaran itu menggoda. Namun, di sisi lain, dia tahu bahwa berurusan dengan Anton berarti berurusan dengan kekuatan gelap yang bisa menghancurkannya kapan saja. Tapi… keinginan untuk memiliki Alya terlalu besar untuk diabaikan.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Arya, suaranya bergetar.

Anton tersenyum puas. "Ikuti petunjuk ini. Gua bakal ngajarin Lo cara melakukan ritual penyegelan roh ini. Dan setelahnya, gue butuh tubuh lain. Lo tau tugas lo—lo harus mencari wanita yang cantik dan kuat, seseorang yang bisa gue gunakan."

Arya mengangguk pelan. Tawaran Anton terlalu besar untuk ditolak, meskipun dia tahu risikonya. “Baiklah. Aku akan membantumu.” dia memikirkan siapa tubuh yang cocok untuk bosnya nanti. Dan itu adalah Alya.

End ...

Kisah Pria cabul sebagai protagonis sekaligus antagonis dalam novel ini berakhir hingga disini. Nantikan kisah lainnya ya, tentunya masih dalam satu universe yang sama, mohon kritik dan sarannya.

Pria Cabul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang