2524 kata
******
Keheningan melanda keempat orang yang ada di sofa ruang tamu. Ruby masih terkejut saat melihat siapa perempuan yang di bawa Irfan ke rumah Chris. Ruby melipat kedua tangannya di dada, menatap ke arah perempuan yang duduk di sofa di seberangnya. Di sana Irfan duduk bersebelahan dengan Elsa, iya, Elsa teman dekat Ruby.
Elsa mengusap lehernya, duduk dalam gelisah saat Ruby terus menatap ke arahnya. "Aku tidak tahu jika dia teman kekasihmu, Ruby. Aku juga tidak tahu kalau dia akan membawaku ke rumah Chris" Elsa menyenggol kaki Irfan dengan kakinya.
Irfan yang dari tadi duduk dengan santai, tampak biasa saja, seakan tidak ada yang salah di sini. "Apalagi aku, aku tidak tahu kalau kau teman Ruby" ucap Irfan kepada Elsa. Mereka bertemu di kelab milik Irfan, laki-laki itu menemani Elsa yang tengah minum-minum sendirian. Irfan menghampiri Elsa karena kasihan melihat perempuan itu yang tampak sedang bersedih.
"Bagaimana dengan kekasihmu?" tanya Ruby.
Elsa menghela napas panjang, kepalanya digelengkan. "Aku putus dengannya. Dia tidur dengan perempuan lain, dan aku minum-minum di kelab biasa. Lalu, dia membawaku ke sini" Elsa melirik sinis ke arah Irfan.
"Enak saja!" Irfan tidak terima dituduh sebagai tersangka yang sudah menculik Elsa. "Kau yang mengajakku tidur bersama"
"Tapi, kau yang membawaku ke sini. Harusnya ke hotel saja!" Elsa balik menatap Irfan tidak terima. Dia memang mengajak Irfan tidur bersama, tapi mintanya ke hotel, bukan ke rumah Chris.
"Aku hanya ingat alamat rumah Chris saat sedang mabuk. Lagi pula aku sering menikmati malam panasku di sini" celetuk Irfan, tanpa memikirkan Ruby yang kini menatap Chris tajam.
Chris yang di tatap tajam oleh Ruby hanya bisa berdeham singkat. "Ini terakhir kali kau membawa perempuan lain ke sini. Aku tidak akan mengizinkanmu lagi setelah ini"
"Biasanya kau tidak masalah. Bahkan kau menyaksikan sendiri saat aku berhubungan seks dengan perempuan-perempuanku"
Chris menoleh kepada Ruby, tatapan perempuan itu semakin tajam, membuat Chris kelabakan harus menjelaskan semuanya. "Bukan begitu maksud Irfan, Ruby. Dia setiap kali mabuk melakukannya di sembarang tempat, dan aku melihatnya tanpa sengaja. Aku lebih sering membiarkannya, dan tidur di kamarku"
"Aku melihatmu keluar tengah malam saat aku sedang bersenang-senang"
"Diam kau, Irfan!" Chris menatap Irfan tajam, menutup mulut temannya itu yang terus saja mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat Ruby marah padanya.
"Ah, sudahlah" Irfan mengacak-acak rambutnya yang memang sudah acak-acakan. "Aku masih terlalu pusing membahas ini pagi-pagi. Aku melakukannya dengan dia" Irfan menatap Elsa.
"Namaku Elsa" beri tahu Elsa. Mereka belum sempat berkenalan satu sama lain, tapi sudah tidur bersama.
"Ah, iya, Elsa. Kau tidak masalah bukan dengan yang terjadi semalam? Atau kau merasa aku harus bertanggung jawab?" tanya Irfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Boss!! (TAMAT)
Romance(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!) WARNING!! (21+) Tak kunjung mendapatkan pekerjaan, Ruby menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk mengajak tidur laki-laki acak yang berada di bar di mana mereka sedang minum...