05. Persahabatan tak terduga

4 2 0
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Monala semakin terbiasa dengan rutinitasnya di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Monala semakin terbiasa dengan rutinitasnya di sekolah. Meskipun dia memiliki teman-teman, ada satu hal yang masih terasa hilang: hubungan yang lebih dalam dengan seseorang yang dapat memahami perasaannya. Dia ingin memiliki sahabat sejati, seseorang yang bisa dia ajak berbagi segala hal, termasuk hobinya memasak.

Di sekolah, Monala selalu merasa sedikit terasing. Dia tidak pandai bergaul, dan kadang-kadang dia merasa canggung sat berbicara dengan teman-temannya. Namun, satu hal yang membuatnya merasa lebih baik adalah saat mereka memasak bersama. Ketika mereka berkumpul untuk memasak, dia merasa seolah-olah dia bisa menjadi diri sendiri. Suasana hangat dan ceria membuat semua rasa cemasnya menghilang.

Suatu hari, saat Monala sedang duduk di kantin bersama Rina dan temn-teman lainnya, ia melihat seorang gadis baru yang duduk sendirian di sudut. Gadis itu tampak canggung, dan Monala merasakan ada kesedihan di matanya. Monala merasa tergerak untuk menghampiri gadis itu. Dia teringat saat-saat ketika dirinya sendiri merasa terasing, dan dia ingin menawarkan persahabatan.

"Rina, aku mau ke sana sebentar," kata Monala.

"Hati-hati ya, Mon!" jawab Rina dengan senyum mendukung.
Monala melangkah mendekati gadis baru itu.

"Hai, aku Monala. Boleh aku duduk di sini?" tanyanya lembut.

Gadis itu menatap Monala dengan sedikit terkejut, tetapi kemudian mengangguk.

"Tentu," jawabnya pelan.

"Namaku Lila," lanjut gadis itu, memperkenalkan dirinya.

"Senang bertemu denganmu, Lila. Apa kamu baru di sini?" tanya Monala.

"Ya, aku baru pindah dari kota lain," jawab Lila.

"Aku masih berusaha beradaptasi." Lanjutnya.

"Aku juga dulu merasa kesepian saat baru masuk sekolah ini. Mungkin kita bisa jadi teman." Monala merasakan kesamaan dengan Lila.

"Aku akan sangat senang jika itu terjadi. Aku tidak punya banyak teman di sini." Senyum Lila mulai mengembang.

Sejak pertemuan itu, Monala dan Lila mulai menghabiskan waktu bersama. Mereka berbagi cerita tentang kehidupan mereka, hobi, dan mimpi-mimpi mereka. Monala menemukan bahwa Lila juga suka memasak, meskipun belum terlalu berpengalaman.

"Aku ingin belajar memasak lebih banyak hidangan," kata Lila dengan mata berbinar.

"Tapi aku sering merasa canggung saat memasak sendiri." lanjutnya.

"Bagaimana kalau kita memasak bersama?" tawar Monala.

"Aku bisa mengajarkanmu beberapa resep." Lanjut Monala dengan tulus.

"Benar? Aku akan sangat senang sekali!" Lila terlihat sangat senang dengan tawaran itu.

Keduanya sepakat untuk mengadakan sesi memasak di rumah Monala pada akhir pekan. Monala tidak sabar untuk menunjukkan kepada Lila betapa menyenangkannya memasak bersama.

Sang Anak Tengah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang