22. Kembali ke Keluarga

4 1 1
                                    

Hari-hari menjelang keberangkatan Monala ke Sekolah Kuliner Sejati semakin dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari menjelang keberangkatan Monala ke Sekolah Kuliner Sejati semakin dekat. Setiap malam, dia terjaga, merencanakan setiap detil dari langkah barunya. Dia merasa bersemangat dan juga cemas, terutama karena dia akan meninggalkan kenyamanan rumahnya untuk mengejar mimpinya. Namun, semua itu terasa lebih berarti dengan dukungan dari Rina dan keluarganya.

Akhir pekan menjelang keberangkatan, Monala memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya. Dia merasa penting untuk berbagi berita baik tentang penerimaannya di sekolah kuliner. Setelah beberapa bulan jauh dari rumah, kerinduan akan suasana rumah dan kasih sayang keluarganya menggelora dalam hatinya.

Ketika Monala tiba di rumah, suasana hangat dan akrab menyambutnya. Dia membuka pintu dan langsung disambut oleh aroma masakan mamanya yang menguar dari dapur.

"Monala! Kamu sudah pulang!" seru mamanya dengan suara ceria. Monala merasa hangat di hatinya saat melihat mamanya berlari menghampirinya dan memeluknya erat.

"Aku rindu rumah, Ma," jawab Monala, memeluk mamanya kembali. Dia merasakan kehangatan pelukan itu dan semua kekhawatiran seolah menguap sejenak.

"Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Mama sudah memasak semua makanan favoritmu," kata mamanya sambil menarik Monala ke dapur. "Ayo, cicipi masakan Mama!"

Di dapur, Monala melihat meja yang dipenuhi makanan. Ada sup ayam, nasi hangat, dan kue lapis yang baru saja dipanggang. Semua makanan itu adalah hidangan yang selalu membuatnya merasa di rumah.

"Wow, semuanya terlihat enak, Bu! Aku tidak sabar untuk mencobanya," ujar Monala sambil tersenyum lebar.

Keluarganya berkumpul di sekitar meja makan, dan Monala merasa bahagia melihat mereka semua bersama. Ayahnya menatapnya dengan bangga, sementara adiknya, Dira, berbicara cepat tentang semua hal yang terjadi di sekolah.

"Mon, kamu tidak akan percaya! Aku mendapat nilai bagus di ujianku!" kata Dira dengan wajah ceria.

Monala merasa tersentuh melihat adiknya tumbuh dan belajar.

"Aku sangat bangga padamu, Dira! Teruslah belajar ya, dan jangan pernah menyerah," dorong Monala, merasa bangga menjadi contoh bagi adiknya.

Setelah menikmati makan malam bersama, Monala menceritakan semua pengalamannya di kelas memasak dan tentang rencananya untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Kuliner Sejati. Keluarganya mendengarkan dengan penuh perhatian dan kebanggaan.

"Kami selalu mendukungmu, Mon. Kami percaya kamu bisa mencapai impianmu," kata ayahnya, menepuk bahunya.

Keluarga itu berbagi tawa dan cerita, dan Monala merasa seolah-olah waktu berhenti sejenak. Semua kekhawatiran dan stres yang dia rasakan sebelum pulang perlahan-lahan sirna. Dia merasa terhubung kembali dengan keluarganya, dan perasaan itu sangat berharga baginya.

Setelah makan malam, mereka duduk bersama di ruang tamu. Monala melihat foto-foto keluarga yang dipajang di dinding. Kenangan masa kecilnya muncul dalam benak, saat-saat dia memasak bersama mamanya, belajar mengaduk adonan, dan merasakan kebahagiaan saat melihat senyum puas di wajah orang-orang yang mencicipi hasil masakannya.

Sang Anak Tengah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang