Setelah keberhasilan mereka di lomba memasak sebelumnya, Monala dan Lila merasa semakin percaya diri. Keduanya mulai mendapatkan pengakuan di sekolah, terutama di kalangan teman-teman sekelas mereka yang juga memiliki hobi memasak. Ketika mereka mendengar kabar bahwa akan diadakan kompetisi memasak antar kelas, Monala dan Lila tidak ragu untuk mendaftar."Ini kesempatan kita untuk menunjukkan bakat kita!" seru Lila dengan semangat.
"Kita bisa merancang hidangan yang lebih kompleks kali ini." Ucap Lila.
Monala mengangguk penuh semangat.
"Kita harus memikirkan hidangan yang bisa menggugah selera juri dan juga menunjukkan kemampuan kita."
Setelah mengumpulkan ide, keduanya sepakat untuk membuat hidangan fusion yang menggabungkan masakan lokal dengan sentuhan internasional. Mereka ingin memasak nasi goreng dengan bumbu dan bahan yang terinspirasi dari berbagai masakan di dunia, seperti nasi goreng Italia dengan saus tomat dan bumbu pesto.
"Bagaimana kalau kita menambahkan beberapa sayuran segar dan keju parut untuk memberikan rasa yang berbeda?" usul Lila.
"Bagus! Kita juga bisa menyajikannya dengan keripik kentang sebagai pelengkap," balas Monala dengan antusias.
Hari kompetisi pun tiba, dan suasana di sekolah terasa sangat meriah. Sekolah telah menghias aula dengan dekorasi yang ceria, dan banyak siswa berkumpul untuk menyaksikan acara tersebut. Monala dan Lila datang lebih awal untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka berdua mengenakan apron yang sama, terbuat dari kain berwarna cerah, dan terlihat sangat bersemangat.
"Saya berharap kita bisa melakukan yang terbaik!" kata Monala saat mereka menyiapkan bahan-bahan.
"Jangan khawatir, kita sudah berlatih keras. Kita pasti bisa!" jawab Lila sambil mengatur bumbu dan sayuran di meja.
Di samping mereka, banyak kelompok lain yang juga bersiap. Suasana terasa kompetitif, tetapi juga penuh kegembiraan. Monala melihat beberapa teman sekelasnya, dan semua tampak bersemangat.
Ketua juri, seorang chef terkenal yang juga merupakan alumni sekolah, mulai memberi pengarahan kepada semua peserta.
"Selamat datang di kompetisi memasak! Hari ini, kalian akan berjuang untuk menunjukkan keterampilan memasak kalian. Ingat, tidak hanya rasa yang penting, tetapi juga presentasi hidangan kalian."
Monala dan Lila saling berpandangan, bersemangat mendengar kata-kata chef tersebut. Setelah pengumuman selesai, waktu kompetisi pun dimulai.
Keduanya langsung bekerja sama di dapur, memanfaatkan setiap detik yang ada. Monala mengolah nasi dengan bumbu, sementara Lila mempersiapkan sayuran dan saus. Suasana dapur penuh dengan aroma yang menggugah selera, dan Monala merasa energik melihat semua bahan di tangan mereka.
"Tunggu, kita perlu memasak sayuran dengan sedikit minyak zaitun untuk memberikan rasa yang lebih kaya!" seru Lila.
"Ide bagus! Ayo, kita lakukan!" balas Monala, merasa terinspirasi.
Saat mereka memasak, keduanya terus berkomunikasi dan memberikan semangat satu sama lain. Mereka tahu bahwa kerja sama adalah kunci keberhasilan dalam kompetisi ini.
Ketika waktu berlalu, Monala merasakan kegugupan yang mulai menghampirinya.
"Lila, bagaimana jika kita tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu?" tanyanya, sedikit panik.
"Tenang, kita sudah melakukannya dengan baik sejauh ini. Kita hanya perlu tetap fokus," jawab Lila dengan percaya diri.
Dengan kata-kata Lila, Monala merasa lebih tenang. Mereka berdua terus bekerja dengan cepat dan efisien, mengikuti rencana yang telah mereka buat sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Anak Tengah
Teen FictionMonala, seorang siswi SMP yang pemalu dan pendiam, tumbuh sebagai anak tengah dalam sebuah keluarga sederhana. Hidupnya dipenuhi dengan bayang-bayang kakak yang selalu berprestasi dan adik yang ceria dan penuh percaya diri. Monala, yang tidak terlal...