12. Kesalahan di Rumah

3 0 0
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Monala merasakan kebahagiaan di keluarganya semakin meningkat setelah mereka menghabiskan waktu bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Monala merasakan kebahagiaan di keluarganya semakin meningkat setelah mereka menghabiskan waktu bersama. Momen-momen memasak dan berbagi cupcake telah menjadi bagian penting dari rutinitas mereka. Namun, kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Suatu sore, Monala mengalami satu insiden yang mengubah suasana di rumahnya.

Monala baru pulang dari sekolah dan merasa lelah. Dia melepaskan tasnya di lantai dan pergi ke dapur. Sambil berpikir untuk menyiapkan camilan, dia melihat beberapa bahan yang tersisa dari sesi memasak sebelumnya. Dia berencana membuat kue cokelat yang sederhana, yang merupakan favoritnya dan keluarganya.

Dengan semangat, Monala mulai mengambil semua bahan yang dibutuhkan. Dia mencampurkan tepung, gula, mentega, dan cokelat ke dalam mangkuk. Namun, saat mengocok adonan, dia merasa sedikit kehilangan konsentrasi. Mungkin karena kelelahan setelah seharian belajar di sekolah.

Dalam keadaan terburu-buru, Monala salah menambahkan bahan. Dia secara tidak sengaja memasukkan baking soda dua kali lipat dari yang seharusnya. Ketika adonan sudah siap, dia memasukkan loyang ke dalam oven dan berharap yang terbaik.

Setelah menunggu beberapa saat, aroma manis mulai menyebar di dapur. Monala merasa senang dan tidak sabar untuk mencicipi kue cokelat yang baru saja dibuatnya. Ketika waktu memasak sudah selesai, dia membuka oven dan melihat kue itu mengembang dengan baik.

"Akhirnya!" serunya dengan gembira.

Namun, saat dia mengeluarkan loyang dari oven, Monala tidak menyadari bahwa kue itu sangat lembek di bagian tengah. Saat dipotong, kue itu justru mengalir seperti lumpur cokelat. Melihatnya, Monala terkejut.

"Oh tidak! Apa yang terjadi?" pikirnya, merasa cemas.

***

Tidak ingin mengecewakan keluarganya, Monala berusaha mengatasi masalah ini. Dia mencoba untuk memperbaiki kue dengan menambahkan sedikit tepung lagi dan memasukkannya kembali ke oven. Namun, ini tidak mengubah keadaan; kue itu tetap hancur dan tidak bisa disajikan.

Ketika kakaknya pulang, Monala menyambut mereka dengan wajah sedih.

"Aku mencoba membuat kue cokelat, tapi… lihatlah!" Dia menunjukkan hasil kreasinya yang berantakan.

Raisa memandang kue yang gagal itu dan berusaha untuk menahan tawa.

"Kau ingin kue cokelat yang licin ini atau kue yang bisa dimakan?" tanya Raisa, mencoba menghibur Monala.

"Kedua-duanya! Tapi ini… ini tidak berhasil," jawab Monala, merasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri.

"Tidak apa-apa, Mon. Kita semua membuat kesalahan. Yang penting adalah usaha yang kau lakukan," Raisa berkata sambil menepuk punggung Monala.

***

Merasa terhibur dengan dukungan kakaknya, Monala mulai merasa lebih baik.

"Kita bisa mencoba lagi, dan kali ini kita akan melakukannya bersama!" Serunya, semangatnya kembali pulih.

Sang Anak Tengah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang