Setelah pengalaman belajar di dapur bersama kakak dan nenek, Monala merasa semakin bersemangat untuk kembali ke dapur. Kue cokelat yang mereka buat telah menjadi sorotan di keluarga dan berhasil membuat neneknya tersenyum. Kini, Monala merasa percaya diri untuk mencoba resep baru dan menggali kemampuannya lebih jauh.
***
Suatu sore, Monala kembali pulang dari sekolah dengan penuh semangat. Sejak kejadian kue cokelat, dia tidak sabar untuk menghabiskan waktu di dapur. Meskipun dia tahu masih banyak yang harus dipelajari, rasa ingin tahunya telah membakar semangatnya.
"Hari ini aku akan mencoba membuat brownies!" pikirnya dengan gembira.
Begitu memasuki dapur, Monala langsung membuka lemari untuk melihat bahan-bahan yang dia perlukan. Dengan seksama, dia mengambil cokelat, mentega, gula, tepung, dan telur.
"Ayo, kita mulai!" serunya, bertekad untuk membuat brownies yang sempurna.
Dia mulai melelehkan mentega dan cokelat dalam panci kecil. Aroma manis dari cokelat meleleh memenuhi dapur, membuat Monala semakin bersemangat.
"Aku pasti bisa melakukannya!" ujarnya sambil terus mengaduk campuran tersebut hingga semuanya larut dengan baik.
Ketika adonan sudah siap, Monala mencampurkan gula dan telur ke dalam campuran cokelat yang telah meleleh. Dia mengaduknya perlahan, memastikan semuanya tercampur rata. Namun, di tengah-tengah mengaduk, Monala teringat akan satu hal yang penting: dia belum menyiapkan loyang untuk brownies!
Dia segera mencari loyang dan mengolesinya dengan mentega.
"Kali ini, aku tidak akan membuat kesalahan yang sama seperti sebelumnya!" katanya pada diri sendiri, merasa lebih siap.
Setelah itu, Monala menuangkan adonan ke dalam loyang dengan hati-hati. Dia ingin memastikan bahwa adonan terdistribusi dengan baik.
"Sekarang tinggal memasukkannya ke dalam oven," ucapnya penuh harapan.
Dia mengatur suhu oven dan mengatur timer. Sekarang, semua yang bisa dia lakukan adalah menunggu. Selama menunggu, Monala mengambil buku resep yang ditulisnya sendiri. Dalam buku itu, dia mencatat semua pengalaman memasaknya, termasuk hal-hal yang berhasil dan yang gagal. Dia merasa bangga melihat kemajuan yang telah dia buat.
Sambil menunggu, Monala teringat tentang teman-teman sekelasnya. Dia menyadari bahwa dia belum pernah membagikan hasil masakannya kepada mereka.
"Kenapa tidak? Mereka pasti akan senang mencoba brownies ini!" pikirnya. Monala segera mengirim pesan kepada teman-temannya di grup chat.
Clever clowns
“Hey semua! Aku baru saja membuat brownies. Siapa yang mau mencobanya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Anak Tengah
Teen FictionMonala, seorang siswi SMP yang pemalu dan pendiam, tumbuh sebagai anak tengah dalam sebuah keluarga sederhana. Hidupnya dipenuhi dengan bayang-bayang kakak yang selalu berprestasi dan adik yang ceria dan penuh percaya diri. Monala, yang tidak terlal...