╭━─━─━─≪✠≫─━─━─━╮
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمSelamat Membaca...
Mari Berbahagia♡
╰━─━─━─≪✠≫─━─━─━╯Di rumah sakit, dokter sudah menyelesaikan pemindaian MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengevaluasi kondisi Hamza. Pemindaian itu dilakukan guna melihat tingkat pengerasan ligamen pada tulang belakangnya akibat OPLL, serta untuk mendeteksi apakah ada tekanan berlebih pada sumsum tulang belakang atau sarafnya. Gambar-gambar hasil MRI kini tengah dianalisis oleh dokter radiologi untuk menentukan langkah medis selanjutnya.
Sambil menunggu hasil, Hamza diminta beristirahat di ruang rawat yang sunyi, hanya diisi oleh dirinya sendiri tanpa ada pasien lain. Meski demikian, suasana ruangan terasa hangat karena kehadiran keluarganya yang setia menemani, wajah-wajah mereka dipenuhi kekhawatiran.
Di sisi lain, Ratu yang baru tiba di rumah sakit, merasa cemas dan tergesa-gesa. Begitu dia mendengar bahwa Hamza sudah dibawa ke ruang rawat, tanpa berpikir panjang, dia segera berlari menyusuri koridor rumah sakit menuju ruangan yang disebutkan. Setibanya di depan pintu, tanpa ragu ia mendorongnya cukup keras, pintu terbuka dengan bunyi nyaring.
Kedatangan Ratu mengejutkan semua yang ada di dalam ruangan. Hamza, yang sedang berbaring, memalingkan pandangan kepadanya, begitu pula anggota keluarganya yang seketika menghentikan obrolan mereka. Wajah Ratu terlihat pucat dan penuh kecemasan, namun ada kelegaan begitu matanya bertemu dengan Hamza, yang meski terlihat lelah, masih tersenyum menenangkannya.
"Assalamualaikum..." sapa Ratu pelan sambil melangkah masuk ke ruangan.
"Waalaikumsalam..." balas mereka serempak. Di ruangan itu, seluruh kakak dan adik Hamza hadir, kecuali anak-anak mereka dan sang ayah, Malik.
Ratu menyalami Bilqis terlebih dahulu. Bilqis membalas dengan mencium kening Ratu, senyumnya lembut. "MasyaAllah... makin cantik aja kamu!" pujinya.
"Terima kasih, Kak... Kakak juga makin cantik," jawab Ratu sopan.
Kemudian, dia beralih ke Lizzy, yang langsung menyambutnya dengan heboh. Lizzy mencium punggung tangan Ratu berkali-kali, seolah melepas rindu. "Kak Ratu, gimana kabarnya? Lama banget kita nggak ketemu... kangen deh! Tau nggak? Aku sekarang udah nikah, loh. Udah mau punya anak juga..." Lizzy mengusap perutnya yang besar sambil tersenyum bangga, lalu kembali menatap Ratu dengan tatapan usil. "Eh, Kak Ratu beneran mau nikah sama Kak Hamza?"
Ratu terkekeh ringan mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Lizzy. "Aku jawab yang mana dulu, nih?" balasnya bercanda.
Qutub, yang sedari tadi memperhatikan, tiba-tiba menyoraki Lizzy. Hal itu membuat Lizzy menatapnya tajam, tak suka diganggu. Dalam sekejap, keduanya terlibat pertengkaran kecil yang memancing tawa dari seluruh anggota keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehembus Angin Harapan [On Going]
ActionRatu, seorang wanita cantik berusia 28 tahun, baru saja menikah. Namun, ada sesuatu yang mengganjal tentang suaminya kali ini, Raga. Ia merasa ketakutan bahwa Raga mungkin akan bernasib sama seperti tiga suaminya yang terdahulu, yang meninggal dalam...