╭━─━─━─≪✠≫─━─━─━╮
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمSelamat Membaca...
Mari Siapkan Mental🔥
╰━─━─━─≪✠≫─━─━─━╯Malam itu, di rumah keluarga Ratu, Ratu duduk di teras kamarnya, menatap langit yang penuh dengan bintang-bintang yang mengiasi langit malam. Pikirannya tak bisa berhenti memutar kembali momen-momen pertemuan taaruf tadi pagi. Semakin ia mengingatnya, semakin tumbuh rasa sukanya pada Hamza. Senyumnya, kesederhanaannya, dan ketulusannya, semua membuat hatinya berdebar-seperti bintang yang bersinar tenang, meski berada jauh di langit yang tak terjangkau tangan.
Namun, lamunan itu segera terhenti saat ayahnya, Adipati, datang dan duduk di sampingnya. Mereka terdiam sejenak, memandang langit malam bersama-sama. Suara angin malam berbisik di antara keheningan mereka, membawa perasaan berat yang belum terucap.
"Ratu," suara lembut ayahnya terdengar pelan, seolah tak ingin memecah keheningan, "Hamza akan berangkat tugas besok."
Ratu menoleh perlahan, jantungnya mulai tidak tenang. "Tugas apa, Ayah?" tanyanya, meski ia sudah punya firasat buruk.
"Tugas militer. Ke Somalia. Dan mungkin dia akan berada di sana untuk waktu yang lama. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di sana."
Kata-kata itu menampar Ratu seperti angin dingin di malam hari yang menusuk tulang. "Taarufnya...?" gumam Ratu, suaranya lirih, hampir tak terdengar.
Adipati menghela napas panjang, matanya turut memandang bintang-bintang di atas. "Untuk sementara tertunda, tapi Hamza bilang dia akan tetap melanjutkan proses ini setelah kembali. InsyaAllah..."
Hati Ratu mendadak terasa kosong. Ia memeluk kedua lututnya, mencoba menenangkan perasaan yang bergemuruh di dadanya. Campuran antara ketakutan akan kehilangan, kekhawatiran, dan sedikit harapan yang masih ia genggam erat membuat malam itu terasa panjang dan berat. Di dalam diam, Ratu memanjatkan doa dalam hatinya, meski dengan hati yang bimbang, ia berusaha yakin bahwa Hamza akan kembali. "Ya Allah, jagalah dia. Kuatkan aku."
Ketika langit malam semakin gelap, Ratu berbisik pelan, "Semoga Hamza kembali dengan selamat... dan semoga perasaan ini tidak sia-sia..."
━─━─━─≪✠≫─━─━─━
Hamza berdiri di tengah landasan, menatap pesawat kargo militer C-130 Hercules yang akan membawanya menuju misi berbahaya di Somalia. Bersama lima orang rekannya dari satuan-81 Gultor (Penanggulangan Teror), mereka dipilih untuk menjalankan misi penyelamatan sandera serta penggalian intelijen di bawah mandat PBB. Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis juga telah mengirimkan pasukan terbaik mereka untuk operasi ini. Misi ini tidak hanya menuntut keberanian, tetapi juga kecerdikan dan kerja sama lintas negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehembus Angin Harapan [On Going]
ActionRatu, seorang wanita cantik berusia 28 tahun, baru saja menikah. Namun, ada sesuatu yang mengganjal tentang suaminya kali ini, Raga. Ia merasa ketakutan bahwa Raga mungkin akan bernasib sama seperti tiga suaminya yang terdahulu, yang meninggal dalam...