╭━─━─━─≪✠≫─━─━─━╮
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم⚠️Alur Mundur⚠️
Selamat Membaca♡
╰━─━─━─≪✠≫─━─━─━╯Setelah pertemuannya dengan Hamza di barak, Ratu melanjutkan agendanya ke sebuah perusahaan desainer interior lokal. Di sana, ia berencana mengajukan kerja sama untuk proyek hotel butik miliknya.
Setibanya di kantor yang berlokasi di pusat kota, Ratu menghampiri meja resepsionis. Wanita muda di balik meja menyambutnya dengan senyum ramah.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis.
"Selamat siang," balas Ratu. "Saya ingin bertemu dengan Bapak Adam, selaku kepala desainer di sini. Kami ada janji sebelumnya."
"Oh, baik, Bu. Atas nama Ibu Ratu, ya?" Resepsionis memeriksa jadwal di komputernya. "Silakan tunggu sebentar. Saya akan konfirmasi ke ruangan Pak Adam."
Ratu mengangguk dan tersenyum tipis, lalu mengambil tempat duduk di area tunggu yang nyaman. Dia menarik napas panjang, mempersiapkan diri untuk pertemuan penting ini.
Tak lama kemudian, resepsionis kembali. "Pak Adam sudah siap, Ibu. Silakan naik ke ruangannya di lantai dua. Ada lift di sebelah kanan."
"Terima kasih," ucap Ratu sambil bangkit dari kursinya, lalu berjalan menuju lift dengan perasaan optimis.
Begitu memasuki ruang kerja Adam, Ratu langsung disambut oleh atmosfer ruangan yang hangat dan penuh kreativitas. Adam, seorang pria berusia 28 tahun dengan senyum lebar, menyapanya dengan gaya yang santai namun ramah.
"Selamat siang, Mbak Ratu. Akhirnya ketemu juga sama calon klien terpenting minggu ini. Eh, atau mungkin bulan ini... atau, jangan-jangan tahun ini, nih?" Adam menyambut dengan tawa kecil, berusaha mencairkan suasana.
Ratu tertawa kecil. "Wah, jangan terlalu berlebihan, Pak Adam. Saya takut nanti malah kecewa."
Adam menggeleng dengan ekspresi yang sedikit dramatis, masih membawa nada bercanda. "Oh, tenang aja, kecewa itu hanya untuk yang cintanya tak terbalas. Kalau urusan desain, kita pastikan top-notch! Kalau tidak bagus, saya kasih bonus foto ganteng saya, lumayan buat pajangan di lobi."
Ratu tersenyum lebih lepas. "Kalau begitu, saya minta lebih dari satu foto. Siapa tahu bisa dipasang di setiap kamar hotel."
"Deal!" Adam menjentikkan jari sambil terkekeh. "Kalau gitu, tamu-tamunya bakal susah check out. Eh, tapi biar mereka makin betah, Mbak juga harus bikin hotel yang super nyaman. Jangan sampai cuma foto saya yang bikin mereka bertahan." Adam mengedipkan mata dengan gaya jenaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehembus Angin Harapan [On Going]
ActionRatu, seorang wanita cantik berusia 28 tahun, baru saja menikah. Namun, ada sesuatu yang mengganjal tentang suaminya kali ini, Raga. Ia merasa ketakutan bahwa Raga mungkin akan bernasib sama seperti tiga suaminya yang terdahulu, yang meninggal dalam...