#16. Bunda

9 2 0
                                    

Halowww

Apa kabar nihhh?? Semoga baik selalu 🤗

Hari ini sudah bahagia apa belum?? Semoga bahagia itu datang ya, dalam waktu dekat dengan masa lama ☺️

Selamat membaca semua 🤗

********

"Bu-nda, lupa ya sama anaknya?"

-Anara Shevaya Wiratama

********

Helaan nafas, bersatu dengan sapuan angin kecil. Ingin pergi katanya, kemana? Jawabannya hanya entah yang terhenti di dalam benak. Kira-kira jalan-jalan apakah menjadi obat dari kejenuhan yang melanda? Tapi jenuh karena apa?

"Jangan terlalu berpikir keras Anara, ingat kesehatan mu lebih penting"

Kata-kata itu terngiang, kembali dan kembali. Pencapaian besar jika ia hanya diam di rumah, tanpa keluar ataupun menyapa orang lain.

"Buat bahagia orang lain"

Tapi ada beberapa hal yang harus ia lakukan, dengan segala sukarela tanpa ada paksaan. Ada juga kisah yang sedang ia usahakan selesai dalam bentuk bahagia.

"Semangat Anara" bisik yang begitu cepat menjadi semu, suara siapa itu? Mengapa tak asing? Suara lembut itu, seperti suara yang tidak dan tidak akan pernah untuk di lupakan.

"Bundaa, rindu" hatinya berkata, matanya berkaca belum terjatuh hanya menggenang.

-Ketika kata ibu, menjadi kata paling menakutkan yang ia dengar. Ibu adalah sebuah manusia yang mungkin adalah terbaik dalam hidup, panutan dalam hal kasih dan sayang. Bahagia nya adalah bahagia diri juga, ingin pencapaian terbesar itu menjadi hadiah yang bisa membuatnya tersenyum.

"Semoga masa harap dengan ingin besar itu berhasil membuatnya tersenyum"

"Satu persatu hal, yang Lo pikirkan akan terjadi. Bukan ke Lo tapi ke orang lain, Lo berhasil tapi jangan coba buat menyerah dalam waktu singkat yang telah di usahakan dengan lama" ucap Zero, membuat Anara menoleh. Apa maksudnya? Terlihat b*d*h tapi apa? Dia memang tidak bisa berpikir untuk kali ini.

Mengerutkan dahi "Apa sebuah hal yang menjadi misi, itu di katakan telah selesai oleh banyak orang termasuk yang memintanya, tapi menurut ia yang melakukannya hal yang di katakan selesai itu belum berakhir. Kalian bisa apa?" ujarnya lirih, tidak suka ketika ada orang yang membahas hal seperti ini.

"Siapa lagi? Siapa orang itu?" tanya Zero, penasaran tapi ada rasa bahwa ia terlalu ikut campur di dalam benaknya.

"2 orang, mereka berdua yang sedang dan entah di mana sekarang. Meski satu orangnya sering bertemu tapi bahagia yang ia tunjukkan hanya palsu belaka" jelasnya, kata siapa mungkin tidak akan ia jawab.

Zero mengangguk, mulai paham dengan situasi usaha yang sedang di usahakan itu "Lalu siapa satu orang lainnya?" tanyanya.

Gedikan bahu Anara tunjukkan "Ikut, dan campur tidak akan pernah menjadi gado-gado dan tahu campur bukan? Kenapa terus bertanya? Jika ingin silakan beli di depan sana" Jawab Anara, jengah tak suka. Banyak hal tapi izinkan ia memendamnya sendiri.

Nothing Same PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang