#20. Akhir yang Fana

9 2 0
                                    

Haloww

Bagaimana dengan kabarnya?? Apakah sudah bahagia dan senang??

Semuanya selamat datang juga selamat membaca 🤗

********

"Bahagia itu fana"

-anonim

********

Kenapa dengan hari ini? Apa tanggal dan takdir sedang bekerja sama? Apa yang harus ia lakukan sekarang, datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Daren, atau tetap menghubungi sang Ayah?

Ia terburu mengambil tas, lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata ia memutuskan untuk menuju rumah sakit setidaknya ia harus mengetahui kondisi Daren, untuk sang Ayah mungkin saat ini Ayahnya sedang sibuk.

Saat  berada di setengah perjalanan, ia memutuskan untuk membeli nasi goreng yang akan ia berikan kepada mereka yang bersama Daren saat ini.

Deg..

Bukan datang menjadi penghancur hati kan? Kenapa rasanya sakit sekali tapi, apa sekarang ia tidak salah lihat?

“Mang, beli nasi gorengnya tiga ya, pedas semua” pintanya kepada penjual nasi goreng tersebut.

“Siap neng, silakan di tunggu ya” jawab penjual nasi goreng itu dengan ramah.

“Lohh, Anara?” ucap seseorang, sepertinya apa yang ia takutkan akan terjadi.
Tersenyum tipis lalu mengangguk pelan

“Apa kabar Na?” ucapnya, tak lama tapi kebanyakan kabar itu harus kan?

“Baik, kamu sendiri?”

“Baik juga, kalian makan di sini juga?” tanya nya, melihat mereka bergantian mereka adalah seorang Elvano Kavindra Adhiyaksa dan Nafisha Anastasya.

“Biasa, pacar sedikit ngak modal ngajaknya ya begini. Tapi enak banget ternyata ya, kalau makan di pinggir jalan begini” ujar Nafisha sambil terkekeh kecil.

“Bercanda ya Van” ujar Nafisha sekali lagi, menggenggam tangan Elvano dengan erat.

“Pacar? Sejak kapan?”

“Neng, nasi goreng tugas pedes dikit, siap di santap” ucap penjual nasi goreng itu menghentikan obrolan mereka.

“Ehh, iya makasih ya mang” ucap Anara tersenyum tipis, lalu memberikan uang pas.

“Mau langsung pulang Ra?” tanya Nafisha, melihat Anara yang sudah beranjak dari duduknya.

“Iya, mau langsung ke rumah sakit” jawab Anara, lalu pergi dari sana.

-Ternyata memiliki apa yang tidak nyata, itu sakitnya luar biasa ya. Melihat mereka bahagia, aku senang. Tapi berhasil membuatnya tersenyum telah berhasil aku lakukan, meskipun bukan karena aku sebagai pemeran utamanya tapi semoga bahagia.

“Rumah sakit?” benaknya bertanya, siapa yang sakit?

“Van, udah yukk pulang” pinta Nafisha diangguki oleh Elvano yang masih sibuk dengan pikirannya.

Nothing Same PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang