Halowww
Apa kabarnya nihh? Semoga baik juga bahagia hingga masa habis 🤗
Selamat datang juga selamat membaca bab kali ini.
********
"Akhir kita sudah dekat"
-anonim
********
“Batu? Bisa kok, tertawa hambar karena sering di injak” ujar laki-laki itu.
Menggeleng pelan “Sudahlah, waktu akan terbuang jika terus berbicara dengan batu” ucapnya lalu pergi dari sana, meninggalkan laki-laki di sana.
“Tetap pada sifat baikmu itu Anara” lirihnya, dengan menatap lamat indah di depannya.
Kabar dengan tanda tanya paling besar, tentang ia yang menghilang tanpa alasan jelas. Tentang ia yang menghilang namun dengan dalih tiada, karena alasan demi kebaikan katanya.
“Pembohong handal yang sedang sedih” ucap laki-laki itu mengejutkan ia yang sedang menggoreskan pena ke sebuah buku catatannya.
Menoleh lalu memutar bola mata malas “Lebih baik menjadi pembohong handal, daripada menjadi orang jahat tanpa alasan yang jelas” jawabnya lirih, namun berhasil menusuk hati laki-laki itu.
“Jahat untuk baik di masa nanti, apa itu juga salah?” tanya laki-laki itu membuat ia lagi-lagi memutar bola mata malas.
Menghela nafas pelan “Dari mana, jahat untuk baik? Baca buku judul apa anda sebenarnya, sampai menyimpulkan hal seperti itu?” tanyanya, lama-lama lelah datang rasa ingin pergi dari tempatnya duduk saat ini menyeruak.
“Buku karya nya, karya seseorang yang sering menyebutkan ada di sudut kota” jawab laki-laki itu, lalu pergi begitu saja.
“Akhirnya makhluk jadi-jadian itu pergi”
“Rambut Lo berubah jadi warna putih aja gue tau, apalagi suara batin Lo hmm” suara laki-laki itu kembali mengejutkan ia yang baru saja beranjak dari duduknya.
-Apa alasan jahat untuk baik di masa nanti itu ada? Sepertinya tidak, namun kenapa tidak percaya dulu hingga alasan itu menjadi nyata.
“Lebih baik Lo pergi deh, daripada di sini panas tau gak” ujar nya geram, mengganggu sekali laki-laki itu.
Berbeda dengan mereka yang bergelut pikiran antara menjadi pembohong handal atau menjadi Penjahat demi masa depan baik. Dia yang dikatakan pemeran utama itu kini sedang berada di depan laptop nya. Terlihat sedang merangkai kata demi kata merubahnya menjadi kalimat indah yang dapat dinikmati.
Di dalam kisah itu, mereka sedang dalam tahap akhir. Akhir menerima, ikhlas, merelakan atau melepaskan dan melupakan. Tapi nyatanya bahagia dalam kisah itu nyata, tanpa ada hambatan tentang banyak hal seperti kisah yang sekarang ia dapati.
“Kak Gavin, makan permen kok ngak bagi-bagi?” tanya Queen dengan muka melasnya, membuat seorang Gavindra Abimanyu itu tak tega dan mengambil satu permen lainnya dan ia berikan kepada perempuan itu.
“Makasih kakk” ujar Queen dengan muka lucu yang ia buat, membuat Gavin melihatnya dengan gemas.
-Ketika akhir bahagia yang hanya menjadi kisah fana dalam nyata yang angan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Same Person
Teen FictionAnara Shevaya Wiratama, seorang penulis terkenal yang menyembunyikan identitas nya juga banyaknya rahasia yang ia miliki. Mahasiswi Bastrindo dengan segala indah juga wajahnya yang cantik, rambut tergerai menjadi cirinya yang dapat mudah dikenali ol...