chapter 4

939 168 18
                                    

Sejak kejadian ia bertemu dengan Jungkook, Seokjin kembali mengisolasi dirinya. Bahkan akhir pekan ini ia tidak menyibukkan diri di TK seperti biasa. Sudah hampir dua Minggu dan Seokjin tetap kekeuh tidak mau meninggalkan rumahnya.

Namja itu menyibukkan diri dengan
pekerjaannya yang biasanya ia biarkan
terbengkalai. Lihatlah sekarang ia begitu fokus dengan layar laptopnya sambil mengunyah lembar-lembar snacknya. Ada beberapa kaleng minuman soda disana dan juga beberapa cup mie instan yang sudah kosong isinya.

"Kau serius tidak mau keluar rumah?" Itu
adalah suara Hoseok. Ia masih sibuk
membereskan beberapa kekacauan yang dibuat si tuan rumah.

"Tidak." Seru Seokjin.

Hoseok menghela nafasnya. Setelah tidak mendapatkan kabar berhari-hari akhirnya ia menyerah dan bergegas mengunjungi rumah Seokjin. la sudah hapal dengan tabiat Sahabatnya itu. Sifat antisosial Seokjin terkadang sangat mengerikan.

Hoseok menggelengkan kepalanya. Seokjin tampak masa bodo dengan kondisi.disekitarnya begitu juga dengan.penampilannya. Ia hanya memakai kaos putih dan celana training hitam kebanggaannya. sementara kantung matanya sudah menghitam.

"Kau tidak tidur?"Tanya Hoseok setelah
memperhatikan penampilan Seokjin.

"Tidak mandi juga." Jawab Seokjin acuh.

Hoseok memutar bola matanya. la meraih laptop Seokjin menutupnya dan melotot pada Seokjin.

"Kau bukan bocah Jin. Kau sudah
dewasa. Aku pun tidak bisa mengurus mu seperti dulu karena.."

"Kau sudah menikah. Ya, ya, aku tahu."
Lanjut Seokjin memotong ucapan Hoseok.

la berjalan ke dapur menuju wastafel
dan mencuci wajahnya. Namun setelah ia berbalik Hoseok kembali menatapnya dengan tidak bersahabat.

"Apalagi?" Tanya Seokjin tanpa dosa.

"Mandi." Tekan Hoseok yang dihadiahi
tatapan memelas Seokjin.

"Airnya dingin, Hobi. aku bisa
demam nanti."

Hoseok semakin melotot pada Seokjin.

"Kau takut mandi di jam 12 siang?!" Kini
nadanya mulai naik.

Seokjin berdecak.

"Kau sama menyebalkannya seperti eomma ku."

la kembali ke kamarnya dan mengambil handuk disana.

"Eomma mu memang menitipkan mu padaku." Jawab Hoseok tegas.

Seokjin berdecih sebal. Ya, Hoseok memang lebih menyerupai seorang Saudara untuknya meskipun usia Hoseok hanya lebih muda darinya tapi memang untuk masalah dewasa. Hosoek jauh lebih dewasa.

Eomma nya bahkan menitipkannya pada Hoseok seolah ia adalah bayi.

"Ayo makan." Ajak Hoseok setelah melihat Seokjin sudah tampak lebih segar setelah mandi.

"Aku sudah diberitahu soal kencan buta terakhirnmu dengan Namjoon." Hoseok membuka suara.

"Aku sudah tidak perduli." Jawab Seokjin Acuh.

"Ck.., dengarkan dulu!" Kesal Hoseok.

"Namanya Ken. Dan dia seorang pilot. Jadi mustahil namanya berubah jadi Jungkook."

Jelas Hoseok meski Seokjin sibuk dengan makanannya dan berpura-pura tidak mendengar. Tapi Hoseok tahu sahabatnya itu pasti mendengarnya.

"Jin!" Panggilnya.

Seokjin mendongak.

"Itu tidak akan merubah fakta. Yang ku temui nyatanya adalah Jungkook, bukan si supir pesawat." Jawabnya ketus.

Hostility becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang