Selamat datang di dunia tarik ulur Seokjin dan Jungkook!
***
Keinginan Hoseok yang tidak ingin Seokjin terjebak pada hubungan berkedok sahabat itu nyatanya telah terjadi.
Seokjin tersenyum miris menatap jari-jarinya yang bertaut diatas pangkuan nya. Sesekali ia menoleh ke arah jalan dari balik kaca mobil dan sesekali pada pria di sampingnya.
Jungkook tampak serius menyetir mobil.
Lengan kemejanya ia lipat membuat
kesan maskulin padanya. Rambutnya
sedikit berantakan tapi tidak mengurangi ketampanannya. Dari penampilannya Seokjin bisa menebak jika pria itu baru saja pulang dari kantornya. Tapi seharusnya ini belum jam pulang mengingat ini masih awal sore hari.Seokjin memperhatikan tangan kokoh dan rahang Jungkook bergantian. la rasanya ingin mengumpat. Menyadari betapa tidak adilnya tuhan pada makhluk di sampingnya. Pria itu benar-benar sempurna dan berbahaya.
Seokjin menghela nafasnya. la kembali tidak bisa mengendalikan dirinya. Tadi tanpa tahu malu ia menghubungi Jungkook dan meminta tolong untuk menjemputnya di kantornya.
Sungguh tadinya ia hanya iseng karena
entahlah... Rasanya ia hanya ingin memulai topik pesan. Tapi siapa sangka. Pria itu benar-benar menjemputnya. Seokjin yang kebingungan menolak atau memberi alasan bahwa ia hanya ingin mencari topik akhirnya memilih ikut saja."Maaf merepotkanmu." Jujur Seokjin.
Jungkook tersenyum. Tatapan matanya
melembut yang tidak disadari Seokjin karena Seokjin berucap tanpa menoleh ke arahnya."Kita sudah sepakat menjadi sahabat lagi bukan.??" Kali ini senyum itu berubah sedikit miring dan binar di matanya berubah licik. 'kau yang memilih kembali padaku.' lanjutnya pada diri sendiri.
"Sejak dulu aku selalu merepotkanmu." Seokjin berkata menyesal.
"Ya, apa jadinya kau tanpaku.!" Jawab Jungkook.
Seokjin tersentak. la terkejut saat jemari
dan tangan besar itu menggenggam satu tangannya dan membawanya ke atas paha pria itu.Seokjin menatap Jungkook terkejut dan itu membuatnya menatap Jungkook secara langsung, mengingat sejak tadi ia hanya mencuri pandang.
"Kita sering melakukan ini dulu." Jungkook menunjukkan genggaman tangan mereka dengan mengangkat tangan keduanya ke udara yang kemudian kembali ia letakkan di atas pangkuannya.
Seokjin sebenarnya tidak menyangka jika Jungkook mengulang semua kebiasaan mereka yang dulu. Sekarang Seokjin bukanlah sepolos yang dulu.
Dulu ia memang tidak mengerti jika tingkah laku mereka bukan seperti sahabat... Tapi sekarang, ia tau ini salah.
Jungkook adalah tunangan orang lain.
la merasa ini tidak pantas. Tapi semua hanya ada di pikirannya. Nyatanya Seokjin tidak menolak sentuhan itu. Nyatanya ia membiarkannya. Dan nyatanya ia merasakan kenyamanan yang sejak dulu ia rasakan.Dan terakhir.... Seokjin merasa sangat rendah.
Tapi jika bukan sekarang. Mungkin ia tidak akan merasakan hal ini lagi. Karena nyatanya pria itu bukan miliknya.
Deg...
Seokjin terkejut dengan pemikirannya. Apa ia baru saja berpikir ingin memiliki Jungkook? Apa ini..? Kenapa ia memiliki pemikiran untuk memiliki hubungan?
"Kau tidak nyaman?" Tanya Jungkook.
Seokjin tidak menjawab. Lebih tepatnya ia tidak bisa menjawab.
"Tidak apa-apa. Sudah lama kita tidak
melakukan ini. Kau hanya harus terbiasa kembali." Jungkook mengatakan itu bukan tanpa maksud. la benar-benar akan
membuat Seokjin terbiasa padanya sampai
Namja itu akan menangis jika berpisah
darinya atau mengemis jika ia pergi darinya.