Pagi itu keduanya bangun dengan keadaan canggung. Seokjin maupun Jungkook keduanya sudah sama-sama sadar dari tidurnya tapi memilih untuk tetap berpura-pura tidur. Membiarkan diri mereka masih pada posisi saling memeluk. Seokjin memilih tetap berpura-pura tidur dan membiarkan Jungkook bangun lebih dulu bukan tanpa alasan.
Semalam ia tidak bisa menahan sisi
emosionalnya. Akibatnya ia menangis
dan mengadu pada Jungkook. Itu adalah sisi terlemahnya. Seokjin membenci dirinya sendiri yang dengan gampangnya menjadi terlalu melankolis di depan Jungkook.Hilang sudah sisi angkuhnya.
Memikirkan itu hanya membuatnya merasa kesal dan malu pada dirinya sendiri.
Setelah ini Seokjin sendiri tidak yakin bisa menatap Jungkook mengingat wajahnya yang pastinya masih sembab. Matanya memang sangat mudah sembab meski hanya menangis sebentar, itulah kenapa sesulit apa pun hidupnya Seokjin akan berusaha tidak menangis. la tidak suka orang-orang memandangnya dengan kasihan.Jungkook sendiri masih memilih diam.
Mengingat prilakunya semalam yang
berperan seperti suami yang baik
benar-benar membuatnya sedikit merasa aneh.Helaan nafas Seokjin terasa menggelitik di dadanya. Jungkook tersenyum kecil.
Ahh, ia nyaman dengan posisi ini.Sayangnya menyadari Seokjin yang tidak kunjung bangun. Akhirnya dengan berat hati Jungkook memilih bangun lebih dulu.
Hari ini mau tidak mau keduanya harus
pulang mengingat pekerjaan Jungkook yang lumayan sibuk akhir-akhir ini dan Seokjin yang sedang mempersiapkan buku barunya.Setelah Jungkook membersihkan diri dan keluar dari kamar, barulah Seokjin membuka matanya diiringi helaan nafas. Masih dengan perasaan malu ia menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal.
"Memalukan!" Batinnya
Setelah menetralkan deru nafasnya
beberapa kali barulah Seokjin dengan cepat beranjak masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri."Warnanya terlalu cerah." Dengus Seokjin
menatap pakaian dengan warna biru cerah.pakaian ini bukan miliknya. Tepatnya Jungkook yang membeli untuknya. Mengingat aksi kabur Seokjin yang berujung sia-sia, tentu saja ia tidak memiliki persiapan apa-apa. Ponsel maupun dompetnya disita Jungkook, mau tidak mau dari kemarin ia hanya menuruti Jungkook.
Baru saja Seokjin menjatuhkan handuknya suara pintu terbuka mengagetkannya.
Jungkook disana.
Keduanya terpaku beberapa saat sebelum akhirnya Jungkook berdehem sebentar kemudian menutup Pintu kamar itu kembali.
Seokjin menggigit bibirnya dengan wajah semerah tomat. Ila malu. Barusan Jungkook melihatnya telanjang. Seokjin sendiri sampai lupa berteriak.
Sementara diluar pintu. Jungkook menghela nafasnya berulang kali. Matanya mengerjap. Apa itu?
Ini bukan sifatnya. Kalau dipikir juga ini bukan pertama kalinya ia melihat Seokjin telanjang.
Sial, wajahnya memanas dan ia berdebar hanya karena pemandangan yang menggugah selera.
***
Setelah keheningan yang mengisi. Akhirnya mobil hitam itu berhenti tepat di depan rumah milik Seokjin. Selama di perjalanan keduanya memang memilih diam dan tidak
membahas kejadian semalam atau pun pagi tadi."Kau sungguh membiarkanku pulang?" Tanya Seokjin terkejut. la sendiri tidak menyangka Jungkook akan membiarkan nya pulang.
"Memangnya kau pikir aku akan
membawamu tinggal bersamaku? Jimin akan curiga jika kita tinggal bersama." Dengus Jungkook.
![](https://img.wattpad.com/cover/379033338-288-k965871.jpg)