chapter 11

822 150 19
                                    

Malu...

Hal pertama yang Seokjin lakukan saat sampai di rumahnya adalah menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Apa yang ia lakukan hari ini. Benar-benar memalukan. Tadi setelah ia memeluk Jungkook dengan cepat ia pamit dan pulang ke rumahnya. Ia bahkan harus naik bis dua kali karena salah menaiki bus. Kenapa ia berani sekali memeluk Jungkook yang jelas sudah bertunangan.

'Bagus Jin.., sekarang kau menjadi namja murahan.' batinnya terus mengejeknya.

Baru saja ia menghela nafas dan membuka wajahnya Seokjin terkejut melihat Hoseok dan Namjoon sudah duduk di ruang tamu rumahnya sambil menatapnya heran.

"Kau dari mana?" Tanya Hoseok tampak heran dengan tingkah Seokjin.

"Kenapa tingkahmu mencurigakan?" Kali ini Namjoon ikut menimpali.

Seokjin menggeleng cepat.

"Aku... Baik."

"Kau dari mana Seokjin?" Hoseok mengulang ucapannya. Hoseok memang sangat peka semua yang berhubungan dengan Seokjin.

Seokjin menggelengkan kepalanya ia tidak mau menjawab.

Namjoon yang mengernyit heran saat
mencium bau yang sedikit asing. Sahabatnya satu itu memang memiliki penciuman yang tajam dan Seokjin merutuki kelebihan Sahabatnya itu karena sekarang Namjoon sudah mengendus tubuhnya.

"Kau memakai parfum?" Tanya Namjoon terkejut.

Kali ini Hoseok menatapnya semakin tajam.

"Bukankah kau tidak suka menggunakan
parfum?" Hoseok sangat hapal kebiasaan Seokjin.

"Jin.." Hoseok menggeram.

Seokjin menyerah. la tidak bisa mengelak lagi. Lebih tepatnya kedua Sahabatnya itu tidak akan melepaskannya jika Seokjin belum menjelaskan detilnya.

"Aku dari menemuinya." Jawab Seokjin.

Hoseok dan Namjoon saling bertukar pandang. Jawaban Seokjin malah membuat mereka menebak-nebak kembali.

"Katakan dengan jelas Jin, siapa? Jangan mengkode." Kesal Namjoon.

Seokjin menghela nafasnya sebelum
melanjutkan ucapannya.

"Jungkook." Jawabnya jujur.

Dan seperti yang ia duga. Kedua Sahabatnya itu menatapnya dengan horor.

'Bisakah mereka tidak melotot' batinnya.

"Apa aku ketinggalan berita ?" Namjoon menatap Seokjin dengan pemasaran.

"Kupikir kau sangat risih dan ingin
menghindarinya." Kali ini Hoseok lebih seperti mengejeknya dengan sinis.

"Aku tahu. Aku gila. Tapi sungguh ini hanya akan menjadi pertemuan terakhir. Aku hanya memberi kado pertunangan. Hanya itu." Jelas Seokjin meringis.

Hoseok dan Namjoon menatapnya tidak percaya.

"Kau yakin?" Tanya keduanya kompak.

Seokjin mendengus. la meringis mengingat kedua sahabatnya itu bahkan tidak mengizinkannya duduk dan sepertinya mereka masih akan terus mengintrogasi nya.

"Apa aku tidak boleh duduk lebih dulu?" Tawar Seokjin.

"Tidak!" Jawab keduanya.

"Jungkook sudah bertunangan Jin." Peringat Namjoon.

"Kau harus menjauhinya. Jangan pernah menemuinya lagi. dia berbahaya untukmu." Kali ini Hoseok yang bicara.

"Iya aku tahu.!" Jawab Seokjin lesu. Entah dirinya yang selalu merasa sesak setiap mendengar kata pertunangan.

Hostility becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang