chapter 21

1.2K 182 35
                                    

Helaan nafasnya terasa berat. Seokjin bahkan tidak tahan untuk tidak memutar bola matanya. Jengah, tentu saja.

"Kau seharusnya menyambut ku dengan
hangat!" Sindir Jungkook kesal. Pria itu masih berdiri di depan pintu dengan balutan setelan kerjanya.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Jungkook memang lembur beberapa hari terakhir ini.

"Aku bukan istri yang baik. Kalau tidak suka diceraikan pun aku tidak masalah." Jawab Seokjin malas. la masih sangat ingat kalau pria itu beberapa minggu lalu berkata ingin membagi waktu atau akan jarang datang menemuinya. Nyatanya yang terjadi hampir setiap malam Jungkook datang kerumahnya.

Tentu saja beberapa malam Seokjin enggan membukakan pintu, tapi bukan Jungkook jika tidak bisa masuk ke rumahnya dengan berbagai cara. Dan setiap ia tidak membuka pintu besoknya Seokjin harus mendapati beberapa aset di rumahnya hancur kemudian siangnya akan diganti dengan yang baru.

Jungkook tertawa sinis.

"Tidak masalah aku bisa mengajarimu."

Dengan langkah cepat Jungkook mengangkat tubuh Seokjin. Seokjin melotot dan menatapnya marah.

"Turunkan aku bodoh!"

Jungkook menghentikan langkahnya.

"Disini?" Tanya Jungkook membuat Seokjin mendelik kesal. Sekarang keduanya ada di tangga menuju lantai dua.

"Ya,jika kau ingin membunuhku." Sindir
Seokjin kesal tapi ketakutannya tidak bisa ia sembunyikan terbukti dengan kedua lengannya yang mengerat di leher Jungkook.

Dengan usil Jungkook semakin mengeratkan rengkuhannya, membuatnya leluasa menghirup tengkuk Seokjin.

"Jangan mencuri kesempatan!" Geram Seokjin marah.

"Aku tidak mencuri. Aku hanya mengambil hakku." Jawab Jungkook santai. Sudut bibirnya naik ke atas. Oh, ia suka saat Seokjin menegang hanya dengan kalimat yang berhubungan dengan kata 'Hak'

"Ka, kau mau melayaniku." Sial. Umpat
Seokjin pada dirinya sendiri. Kenapa bicaranya terbata.

"Jika jawabanku iya. Bukankah artinya
sekarang?" Jawaban Jungkook bersamaan dengan kakinya yang sampai di anak tangga terakhir.

Seokjin segera melompat dari gendongan Jungkook sayangnya ia kalah cepat. Jungkook sudah kembali berhasil memeluknya dari belakang.

"Tidak!" Teriak Seokjin protes.

Jungkook menggigit bibirnya cukup dalam agar menahan tawa yang akan keluar dari mulutnya. Ini menyenangkan. Entah kapan terakhir kali ia merasakan kesenangan ini.

"Kau takut?" Tantang Jungkook. Kepalanya sengaja ia tumpukan di bahu Seokjin. Dengan pelan ia berbisik.

"Kenapa tingkahmu seperti anak polos yang ingin diperkosa hmm." Kekehnya pelan namun sangat berefek pada Seokjin.

Raut wajah kesalnya memudar dan berganti dengan raut suram. Tubuhnya yang awalnya memberontak mulai diam tidak melawan.

Seokjin meneguk salivanya sendiri, membiarkan Jungkook mendekatinya. Awalnya Seokjin berpikir Jungkook akan menciumnya sebelum akhirnya kepala pria itu bergeser kesamping dan berbisik.

"Kita bisa melakukan nya sekarang, jika kau mau?" Bisik Jungkook kembali
memundurkan wajahnya dan menatap Seokjin dengan tatapan menggoda.

"Bastard!" Maki Seokjin sebelum benar-benar meninggalkan Jungkook disana.

"Dasar bodoh!" Kekeh Jungkook masih berdiri disana.

Sambil bersiul Jungkook mengekori Seokjin yang sudah masuk ke kamarnya.


Hostility becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang