Jungkook tertawa ringan saat Seokjin terus bergerak menjauh darinya. Keduanya kini duduk di ruang TV dimana beberapa saat yang lalu keduanya sepakat menonton film
buah dari permohonan Seokjin."Kemarilah.. kau bisa bersandar padaku." Tawar Jungkook pada Seokjin. Ia sedang setengah berbaring di sofa panjang sementara Seokjin memilih duduk di sofa lainnya. Jika Jungkook bergerak sedikit saja Seokjin akan bersiap kabur darinya.
"Kau benar-benar ingin menonton?"
Goda Jungkook karena tau istrinya itu hanya berusaha mencari cara agar bisa menjauh darinya."Aku sedang menonton." Jawab Seokjin tapi matanya terus mengawasi pergerakan Jungkook .
"Kalau begitu berhentilah melirikku dan
fokuslah pada filmmu."Seokjin mencibir Jungkook di tempatnya tanpa suara. Ia juga tidak akan bersikap was-was seperti ini jika tidak tau Jungkook berbahaya untuknya.
"Aku hanya melindungi diriku dari predator." Ucap Seokjin kesal.
Jungkook menjawab ucapan itu dengan
tertawa ringan. Seolah ucapan itu hanya candaan biasa."Kau harus membiasakan diri pada predator ini." Ucapnya santai.
"Apa kau juga begitu pada Jimin?" Seokjin menggeleng. "Ah, tidak... Bagaimana dengan semua mantanmu?" Seokjin kembali menggeleng. Kali ini ia menatap Jungkook dengan ekspresi permusuhan.
"Kau tidak perlu menjawab, bisa jadi
aku akan menyesal setelah mendengar
semuanya." Putus Seokjin sepihak.Jungkook tertawa. Ia juga baru sadar jika Seokjin membuatnya lebih banyak tertawa.
"Kau ingin mendengar apa dariku?" Tanya Jungkook memancing.
"Tidak perlu. Aku tidak suka mengungkit
masa lalu." Jawab Seokjin bertolak belakang dengan rasa penasarannya.Jungkook menaikkan satu alisnya.
"Kau yakin?"Seokjin melirik sinis pada Jungkook. Ia merasa Jungkook akan memamerkan semua mantan kekasihnya dan itu hanya akan berakhir buruk untuknya. Akhirnya ia lebih memilih diam dan fokus pada filmnya.
Seokjin berusaha menghiraukan Jungkook tapi nyatanya ia tidak bisa. Ada banyak pertanyaan di kepalanya.
"Kau benar-benar akan meninggalkan Jimin, bukan?" Tanya Seokjin penasaran.
"Kau masih meragukanku?" Jungkook
mendengus tidak percaya. Egonya
sedikit terluka atas tuduhan itu, tapi
ketidakpercayaan Seokjin lebih membuatnya kesal.Seokjin berdehem sebentar.
"Maaf. Tapi selama aku mengenalmu kau selalu mengingkari janjimu." Ucap Seokjin hati-hati.Jungkook mengernyit tidak suka meski ia sadar ucapan itu tidak ada yang salah. Ia memang tidak pernah menepati janjinya kecuali untuk urusan pekerjaan.
Seokjin menatap Jungkook serius.
"Kau tidak akan mengkhianatiku, kan?" Tanya Seokjin serius.Jungkook menghela nafasnya. Ini bukan
pertama kalinya Seokjin menanyakan hal itu. Jungkook merubah posisinya dan duduk menatap Seokjin, ia merasa ada banyak hal yang harus diluruskan. Seokjin dan segala pemikiran negatifnya benar-benar tidak ada habisnya."Kau sendiri bagaimana?" Jungkook balik bertanya. Namun raut wajahnya mendadak dingin melihat Seokjin yang terdiam.
"Kau berniat meninggalkanku?" Tanya Jungkook marah.
"Tergantung padamu." Jawab Seokjin,
matanya menatap Jungkook tanpa rasa takut."Aku orang yang egois, Jungkook. Aku tidak suka berbagi meski tau aku sendiri banyak kekurangan." Seokjin membuang wajahnya kesamping. "Aku bahkan tidak bisa punya anak." Ucapnya miris.